Pelaksana Tugas Kepala Baitul Mal Aceh, Mahdi Ahmadi, mengatakan di era teknologi informasi ini tidak menutup kemungkinan zakat dapat dikelola secara modern berbasis sistem internet, sehingga semakin mudah diakses oleh masyarakat yang sudah akrab dengan teknologi informasi tersebut.
Hal demikian disampaikan Mahdi Ahmdi di sela-sela membuka pelatihan Sistem Manajemen Informasi Baznas (SIMBA) Baitul Mal Se-Aceh di Hotel Cyriad, Selasa (3/10/2019). Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta mewakili Baitul Mal Kabupaten/kota se-Aceh.
SIMBA merupakan sebuah teknologi manajemen informasi yang berbasis jaringan internet dengan cara yang efektif, singkat, serta terjangkau seluruh daerah di Indonesia. SIMBA ini terintegrasi mengakomodir sistem pelaporan zakat seluruh Indonesia.
“Dengan alasan ini pelatihan dianggap perlu dilaksanakan untuk memudahkan seluruh Baitul Mal se-Aceh dalam melaporkan data ke Baznas pusat secara realtime, sehingga meningkat efektivitas dan efisiensi proses yang telah ada,” kata Mahdi.
Menurut Mahdi, sudah saatnya Baitul Mal se-Aceh menggunakan pelaporan yang sesuai dan siap diaudit oleh akuntan publik serta Baznas pusat. Oleh sebab itu dengan adanya pelatihan SIMBA tidak ada lagi kabupaten/kota yang tidak memiliki sitem informasi tersebut.
“Ketika semua data dan informasi telat disajikan dalam sebuah sistem yang dapat diakses oleh masyarakat, tentu kepercayaan masyarakat kepada Baitul Mal semakin baik dan berdampak kepada peningkatan jumlah pengumpulan zakat,” tambahnya.
Maka dalam hal ini Baitul Mal Aceh sebagai lembaga zakat resmi pemerintah tingkat provinsi punya tanggung jawab mengembangkan sumber daya amil guna mendukung terlaksananya SIMBA. “Pihak provinsi akan terus mendampingi kabupaten/kota agar terlaksana program tersebut.” kata Mahdi.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Rizky Aulia, S.Pd.I mengatakan pelatihan SIMBA dilaksana selama tiga hari sejak 3-5 September 2019 di Holtel Cyriad. Ada pun tujuan daripada acara pelatihan itu sendiri yaitu untuk menyamakan persepsi seluruh kabupaten/kota terkait sistem tersebut.
“Kita berharap ke depan semua kabupaten/kota sudah menggunakan aplikasi SIMBA, sehingga pengelolaan zakat semakin terbuka.” tutupnya.