Penggunaan teknologi informasi dalam dunia perbankan akan sangat mempengaruh kinerja sebuah bank. Oleh karena itu, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, berpesan agar sistem Teknologi Informasi atau IT Bank Aceh terus dibenahi dan sudah mapan di penghujung tahun 2019 ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt Gubernur Aceh selaku Pemegang Saham Pengendali Bank Aceh Syari’ah kepada awak media, usai bertindak sebagai pembina Apel Hari Ulang Tahun Bank Aceh Syari’ah yang ke 46, di halaman Kantor Pusat Operasional Bank kebanggaan masyarakat Aceh itu, Selasa (06/08/2019) pagi.
“Secara khusus saya berpesan kepada Bank Aceh, paling tidak hingga Desember 2019 Bank Aceh sudah established atau mapan dalam penggunakaan teknologi informasi atau IT. Ini memang memang membutuhkan biaya besar dan kerja keras, tapi saya optimis Bank Aceh bisa karena hanya itu cara agar kita bisa berkompetisi secara baik dan berimbang sehingga kita tidak tertinggal dengan bank-bank lain,” ujar Nova.
Nova mengingatkan, seiring kemajuan teknologi dan dinamika yang terus berkembang, sistem pelayanan perbankan juga berubah secara signifikan. Ketergantungan masyarakat kepada bank semakin tinggi. Namun intensitas datang ke bank semakin rendah. Manajemen Bank Aceh harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ini.
“Hal ini terjadi karena sistem e-banking telah banyak mengubah sistem pelayanan menjadi lebih inovatif, efisien dan cepat. Penerapan teknologi informasi untuk mendukung kinerja harus terus diperkuat sehingga pelayanan yang diberikan semakin memanjakan nasabah,” imbuh Nova.
Oleh karena itu, Plt Gubernur mengingatkan seluruh jajaran Bank Aceh, mulai dari top management hingga ke level karyawan, dituntut untuk mampu membangun kerjasama mewujudkan tiga pilar komitmen yang telah dirumuskan, yaitu Transformasi Budaya, Transformasi Bisnis dan Transformasi Tampilan.
Plt Gubernur menegaskan, memasuki usia 46 tahun, maka tak ada lagi alasan tidak mampu bersaing dengan bank lain yang sudah relatif lebih maju, karena berbagai pembenahan dan perbaikan telah dan terus dilakukan dalam rentang waktu tersebut.
Selain itu, sambung Nova, memasuki era syari’ah, Bank Aceh harus bisa berperan menjadi menjadi pelopor dalam menjalankan qanun yang berkaitan dengan pengelolaan sistem keuangan berbasis syari’ah di Aceh.
“Jadi, jika nanti ada bank syari’ah lain yang beroperasi, maka Bank Aceh mampu hadir tidak semata sebagai kompetitor yang baik, namun dapat seiring sejalan dan secara bersama memajukan Aceh,” kata Alumni program Magister Teknik Arsitektur ITB itu.
Sementara itu, dalam amanatnya Nova mengapresiasi kinerja Bank Aceh Syari’ah. Perjalanan panjang bank ini dianggap mampu berkontribusi cukup besar bagi pembangunan Aceh. Bahkan setelah mengonversikan diri dari bank konvensional menjadi bank syari’ah, kinerja bank ini tetap mampu menunjukkan tanda-tanda yang memuaskan.
Untuk diketahui bersama, hingga periode Juni 2019, total aset Bank Aceh Syariah telah mencapai Rp26 triliun. Artinya, dalam rentang 3 tahun terjadi lonjakan aset sebesar Rp7 triliun jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang berkisar Rp18,9 triliun.
Sementara itu, simpanan pihak ketiga (DPK), hingga Juni 2019 telah mencapai Rp23 triliun, dan saat bersamaan, pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan Bank Aceh mencapai Rp13 triliun. Adapun deviden yang telah dibagikan sebagai kontribusi bagi pendapatan asli Daerah mencapai Rp256,6 milyar pada tahun 2018.