Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, H M Daud Pakeh melaunching Ma’had Aly Dayah Babussalam Al Hanafiyah Kecamatan Matangkuli Aceh Utara, Selasa (06/08).
Daud Pakeh menyebutkan pendidikan pondok pesantren sudah ada sebelum negara merdeka, maka berbicara pondok pesantren (dayah) berarti berbicara tentang pendidikan asli Indonesia yang meliputi pendidikan di Meunasah meunasah dan rangkang.
“Kita melihat dayah tengku chiek sampai pendidikan al jami’ah seperti masjid raya Baiturrahman Banda Aceh,” ujar Kakanwil.
Daud Pakeh juga mengatakan Ma’had Aly adalah solusi yang telah dicetuskan untuk meningkatkan kualitas pendidikan pesantren.
Lulusan Ma’had Aly nantinya adalah ilmuan pesantren yang siap berdiri didepan memberikan solusi (Problem Solving) terhadap permasalahan yang timbul dan berkembang dalam masyarakat.
“Kami sangat bersyukur bahwa dari 48 Ma’had Aly di Indonesia, dua diantaranya ada di kabupaten Aceh Utara, keempat Mahad Aly di Aceh, yaitu MUDI MESRA Samalanga, Darul Munawwarah Ulee Glee, Ma’had Aly Malikussaleh di Panton Labu dan Babussalam Al Hanafiyyah ini,” sebutnya.
Seperti yang disampaikan Menteri Agama bahwa Ma’had Aly merupakan program unggulan Kementerian Agama yang telah dituangkan melalui PMA 71 tahun 2015, dimana Ma’had Aly menyelenggarakan program akademik Strata Satu untu melahirkan mutafaqqih fiddin.
Mahad Aly Merupakan Pendidikan Tingi Keagamaan yang ada di Pesantren, lulusannya setara dengan jenjang S1 di Universitas. Dan Ma’had Aly masuk dalam sistem pendidikan nasional.
“Ma’had Aly adalah wujud pelembagaan sistemik tradisi intelektual pesantren tingkat tinggi yang keberadaannya melekat pada pendidikan pesantren. Secara kelembagaan, posisi Mahad Aly adalah jenjang Pendidikan Tinggi Keagamaan pada jalur Pendidikan Diniyah Formal,” tegas Kakanwil.
Kehadiran Ma’had Aly seperti universitas khusus yang akan melahirkan para Alim di Bidang Agama, seperti Fakutas kedokteran melahirkan para dokter, teknik dan fakultas lainnya, begitu juga dengan Mahad Aly mampu mencetak orang-orang yang memiliki keahlian ilmu Agwma, karena negara saat ini membutuhkannya, bukannya lulusan yang siap bekerja saja.
“Mudah-mudahan menjadi titik awal bangkitnya Pendidikan Mahad Aly di Indonesia, Bermula di Aceh untuk Indonesia,” harapnya.
Sementara Kasi Ketenagaan Subdit Diniyah Agus Umar berharap melalui pendidikan tinggi Ma’had Aly mampu melahirkan kader-kader yang bersaing tinggi di berbagai level.
Mudir Ma’had Aly Dayah Babussalam Al Hanafiyah, T Zulkhairi, mengapresiasi Kakanwil Kemenag Aceh atas inisiatif dan upayanya dalam melahirkan Ma’had Aly di Aceh, termasuk salah satunya Ma’had Aly Babussalam Kec Matangkuli Aceh Utara.
Pada kesempatan tersebut Kakanwil menerima SK Ma’had ‘Aly Babussalam Al Hanafiyyah Matangkuli dari Direktorat Pondok Pesantren Kemenag RI yang diwakili Kasi Ketenagaan Subdit Diniyah, selanjutnya Kakanwil menyerahkan SK tersebut kepada pimpinan Dayah Babussalam Al Hanafiyah.
Ma’had ‘Aly Babussalam Al Hanafiyyah memperoleh izin pendirian lewat Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI Nomor 2885 Tahun 2019 dengan Takhasus (Konsentrasi) yaitu bidang Tafsir wa ‘Ulumuhu.