Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh bersama Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Tanaman Padi Sawah Spesifik Lokasi Musim Rendeng Tahun 2019 untuk petani Pulo Aceh.
Kegiatan tersebut merupakan program Pengembangan Lumbung Pangan kawasan Terluar yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 sialam.
“Kalau si Provinsi lain yang langsung berbatasan dengan Negara tetangga, target program ini adalah untuk ekspor, tapi di Aceh, kita fokus untuk kemandirian pangan lokal,” ujar Rachman Jaya selaku ketua program dan evaluasi.
Kata dia, sebelum program ini di Pulo Aceh, produksi padi masih pada angka 3-3,5 Ton per hektar, namun setelah program berjalan, sekarang sudah meningkat menjadi 5 -5,5 Ton per hektar. Ia mengakui menemui banyak kendala seperti faktor iklim, faktor transfortasi dan tidak adanya kios Saprodi.
Sementara itu Muhammad Ismail, selaku Penanggung jawab program Kegiatan Kawasan Terluar dari BPTP Aceh juga mengakui sudah merekomendasikan kebutuhan pupuk untuk padi sawah di Pulo Aceh, misalnya Urea dibutuhkan 250 kg/ha, SP-36 mencapai 75 kg per hektar dan KCL adalah sebanyak 75 kg/ha seta pupuk organik sebanyak 20 ton per hektar.
Ditempat yang sama Imum Mukim Selatan Kecamatan Pulo Aceh, Hendri, menyebutkan pihaknya sangat membutuhkan Traktor, irigasi, benih yang cocok dengan iklim kami di Pulo Aceh serta pupuk subsidi yang titik pengambilannya langsung dikantor Dinas Pertanian tingkat kecamatan yang berada di Lampuyang Pulau Breuh.
Azhar Abdul Gani, selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar mengatakan penggunaan teknologi tersebut selain tujuan untuk memenuhi pangan keluarga tani dan juga bisa mendapatkan keuntungan dari kegiatan usaha pertanian.
“ Saya sangat berterima kasih atas bimbingan pihak BPTP Aceh dalam mengembangkan kawasan terluar dari wilayah kerja Dinas Pertanian,” lanjut Azhar Abdul Gani saat membuka acara Bimtek tersebut di Aula BPP Pulo Aceh.