Baitul Mal Gampong (BMG) Lambarih Jurong Raya, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar melakukan panen perdana budi daya ikan air tawar, Minggu (14/07/2019). Budi daya ikan jenis nila ini merupakan binaan Baitul Mal Aceh melalui program Gampong Produktif.
Panen perdana tersebut dihadiri langsung Plt Kapala Baitul Mal Aceh, Drs Mahdi Ahmdi, MM bersama Kepala Bidang Sosbang, Rizky Aulia dan Kepala Bidang Perwalian, Putra Misbah. Sedangkan dari pihak gampong juga dihadiri Kepala BMG Irfan Siddik dan Plt Kepala Desa Lambarih, Burhan.
“Alhamdulillah setelah tiga bulan dibudi daya, hari ini BMG Lambarih sudah membuahkan hasil. Panen perdana ini selain untuk dinikmati bersama warga juga nanti hasilnya akan dibagikan kepada fakir miskin di sekitarnya,” ungkap Irfan selaku ketua BGM Lambarih.
Ia menyebutkan bibit ikan yang dibudidayakan lebih kurang 7.000 bibit untuk tiga petak kolam. Setiap kolam menghasilkan sekitar 350 kg ikan nila. Per kilo dijual antara harga Rp20 ribu hingga Rp25 ribu.
Plt Kepala BMA, Mahdi Ahmadi mengatakan Program gampong produktif ini sudah ada sejak tahun 2012. Setiap tahun Baitul Mal Aceh menganggarkan dana ratusan juta rupiah untuk permberdayaan ekonomi masyarakat melalui BMG dengan harapan masyarakat dapat diberdayakan.
Untuk program ini Baitul Mal Aceh memberikan modal usaha kepada BMG-BMG yang memiliki pontensi dan masyarakat yang punya keinginan. Pada awal program ini dibuat, setiap gampong hanya memperoleh Rp30 juta, kemudian dievaluasi dan dinilai program ini memiliki dampak maka Baitul Mal Aceh meningkatkan lagi dananya menjadi Rp50 juta per gampong.
“Setiap tahun BMG yang sudah disuntik dananya akan dimonitoring dan evaluasi, jika pengelolaannya bagus, maka tahun selanjutnya akan ditambahkan modal, namun jika stagnan, maka tidak diberikan lagi,” tambah Mahdi.
Ia mengatakan selain budi daya ikan air tawar gampong Lambarih, juga ada puluhan gampong lain yang menjadi binaan Baitul Mal Aceh seperti Data Makmur, Lam U, dan beberapa desa lainnya termasuk di kabupaten/kota se-Aceh. Usaha yang dilaksana beragam mulai budi daya jahe merah, nilam, ayam petelur, ternak sapi, hingga budi daya lebah.
Pada tahun 2019, Baitul Mal Aceh juga akan memberikan modal usaha untuk 10 gampong. Setiap gampong yang dinilai layak setelah diverifikasi akan mendapatkan Rp50 juta. Verifikasi menjadi syarat mutlak Baitul Mal Aceh sebelum bantuan itu diberikan, sehingga dana zakat yang disalurkan benar-benar tepat sasaran.
“Dengan adanya program pemberdayaan seperti ini angka kemiskinan di Aceh bisa menurun, minimal membantu meningkatkan penghasilan para fakir miskin di gampong-gampong.”