Keberangkatan Jemaah Calon Haji (JCH) Aceh musim haji tahun 1440H/2019 M tinggal menghitung hari, tepatnya mulai tanggal 19 Juli 2019 jemaah haji Aceh Kloter pertama akan memasuki asrama haji, dan esoknya 20 Juli 2019 akan terbang ke jeddah.
Namun saat ini kondisi Asrama haji masih dalam tahap renovasi, gedung yang sering dipakai saban tahun untuk penginapan para jemaah, gedung itu terletak bersebelahan gedung Asrama Haji Aceh yang terbengkalai.
Kondisi gedung itu, diprediksi dapat mengganggu proses pelayanan jamaah haji selama di asrama yang masuk dalam waktu dekat.
Dua gedung yang dilakukan rehab yakni Madinatul Hujjaj dan Muzdalifah. Pantauan awak media ada beberapa kamar dan plafon yang sedang direhab.
Walaupun pihak UPT Asrama Haji Banda Aceh yakin proses renovasi itu akan selesai sebelum jamaah mulai masuk asrama, namun sejumlah panitia penyelenggara haji justru pesimis karena renovasi itu meliputi pengerjaan berat.
Bagian yang direnovasi meliputi pergantian plafon, lantai kamar, pintu, hingga kamar mandi.
Namun legalitas kontrak tersebut dipertanyakan, karena Jabatan kepala UPT Asrama Haji Aceh masih kosong saat pelelangab paket renovasi tersebut.
Sementara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bagian Urusan Dalam dan Fasilitas, Ir H Muklis MT, mengatakan melihat berat proses renovasi yang sedang dilakukan saat ini, pihaknya pesimis pengerjaan itu akan selesai tepat waktu.
Ia menyatakan hal itu saat meninjau langsung kondisi luar dan dalam gedung tersebut usai pelantikan PPPIH di asrama haji.
“Pihak asrama haji menyatakan pengerjaan gedung akan selesai 14 Juli, tapi kita lihat volume pengerjaan masih sangat banyak dan waktu tersisa lima hari lagi, kita agak pesimis,” ujar Mukhlis.
“Kondisi ini sangat kita sesalkan, dan sangat berpengaruh terhadap pelayanan jemaah haji. Padahal ini adalah kebutuhan umat,” lanjut Mukhlis.
Ia juga meminta supaya pihak UPT Asrama haji menggenjot pengerjaan, misalnya dengan menambah jam kerja dan jumlah pekerja, sehingga pembangunan itu akan selesai sesuai terget yaitu 14 Juli 2019.
Sementara Kasubbag TU UPT Asrama Haji Embarkasi Aceh, Nanang, mengatakan mereka sudah membuat komitmen dengan rekanan bahwa pada 14 Juli asrama haji itu harus sudah selesai.
Ia juga menjamin saat jamaah masuk ke asrama, lantai, kamar mandi, plafon dan pemasangan sprei baru sudah selesai.
Nanang menjelaskan, renovasi itu sudah mulai dilakukan sejak dua minggu lalu.
“Kita manfaatkan waktu kontrak yang sudah ada, jangan sampai terbuang. Cuma tahap pertama ini beberapa kamar aja,” ujar Nanang.
Selain itu juga terdapat satu gedung lainnya di asrama haji Aceh yang dibangun sejak 2013 masih terbengkalai sampai saat ini, kondisinya saat ini masih belum layak pakai. Diperkirakan, sejak awal pengerjaannya, gedung tersebut baru rampung 60 persen.
Bangunan besar yang lokasinya berdekatan dengan Kantor Administrasi Asrama Haji Banda Aceh itu hingga kini hanya dibalut batu bata dan sebagian bangunan juga telah berlumut dan tampak rangka bajanya sudah berkarat dan menjolor keluar garis bangunan.
Pembangunan salah satu gedung di komplek Asrama Haji Ebarkasi Aceh bernilai 10 milyar itu terkesan dibiarkan terbengkalai.
Gedung ini merupakan revitalisasi Asrama Haji Aceh yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI. Bangunan itu bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 10 miliar tahun 2013 pada masa saat Kemenag Aceh dipimpin Kakanwil sebelum Daud Pakeh.
*Jabatan Kepala UPT Asrama Haji Kosong*
Menariknya, selain kondisi gedung yang masih banyak terbengkalai, jabatan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Embarkasi Aceh saat ini juga
masih belum jelas siapa yang menahkodai lembaga itu pasca mundurnya Drs Taufiq MPd.
Bahkan ia mundur dari jabatan UPT Asrama Haji Embarkasi Aceh mengejutkan banyak pihak, Padahal, dia baru tiga bulan memangku jabatan itu sejak dilantik pada 6 Maret 2019.
Surat keputusan (SK) pemberhentian saudara Taufiq tertuang dalam SK Menteri Agama dengan nomor B.II/3/16711 tertanggal 8 April 2019.
Dalam SK yang ditandatanggani Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Prof Dr Phil HM Nur Kholis Setiawan MA itu dijelaskan bahwa surat pengunduran diri Taufiq dari jabatan Kepala UPT diajukan pada 11 Maret 2019. Namun, Menteri Agama baru mengeluarkan keputusan pemberhentian Taufiq dari jabatannya secara resmi terhitung 1 Mei 2019. Taufiq kemudian diangkat menjadi Pengadministrasian (Staf) pada UPT Asrama Haji Embarkasi Aceh.
Saat ini belum diketahui siapa pengganti Taufiq. “Posisi Kepala UPT yang ada SK sekjen kami tidak tau siapa, belum tahu siapa yang akan ditempatkan oleh Setjen Kemenag, karena itu kewenangan mereka,” ujar Kabag TU Kanwil Kemenag Aceh, Saifuddin, SE.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Aceh, Drs HM Daud Pakeh atas nama Menteri Agama RI melantik Drs Taufiq MPd sebagai Kepala UPT Asrama HajiEmbarkasi Aceh menggantikan Taufik Abdullah pada 6 Maret 2019. Taufik Abdullah yang sudah empat tahun menjabat posisi itu dimutasi menjadi guru.
Namun sempat tersiar kabar bahwa Taufik Abdullah kembali menjabat posisi itu pasca Drs Taufiq MPd, namun tidak ada SK penunjukan baru dari sekjen Kemenag RI atas nama tersebut.
“Kita tidak tau apakah beliau sudah ada SK baru dari sekjen untuk kembali menjabat sebagai kepala UPT Asrama Haji embarkasi Aceh,” kata Saifuddin.