Konser Base Jam pada malam penutupan Aceh Culinary Festival (ACF) 2019 dibubarkan sekelompok massa. Grup musik yang ngehits lewat lagu ‘Bukan Pujangga’ ini memilih berhenti manggung pada lagu ketiga.
Grup musik yang terbentuk pada 1994 ini diundang ke Aceh untuk memeriahkan malam penutupan Aceh Culinary Festival yang digelar di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Minggu (7/7/2019). Sejak awal acara, sekelompok massa yang menolak Base Jam manggung sudah tiba di lokasi.
Setelah acara penutupan selesai, Base Jam mulai menghibur penggemarnya di Tanah Rencong sekitar pukul 23.00 WIB. Lagu ‘Bungong Jeumpa ‘dinyanyikan sebagai lagu pembuka. Para penonton laki-laki dan perempuan dipisah selama konser berlangsung.
Usai lagu pertama, sekelompok massa meminta agar konser dihentikan. Mereka sempat bernegosiasi dengan panitia. Di atas panggung, Base Jam melanjutkan konser dengan lagu “Bukan Pujangga”.
Ketika memasuki lagu ketiga, aksi protes semakin gencar disuarakan. Massa mendatangi tempat audio mixer dan meminta agar segera dimatikan. Aksi dorong-dorongan sempat terjadi.
Panitia memilih mematikan audio mixer serta menutupnya. Konser dihentikan dan personel Base Jam meninggalkan lokasi.
“Terimakasih atas support dan kesempatannya, Aceh. Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan dan setlist kami tidak bisa dimainkan secara lengkap. Semoga bisa lebih menyenangkan di kesempatan berikutnya,” tulis Base Jam dalam akun Instagram-nya.
Dua hari sebelumnya, aksi penolakan sudah mulai disuarakan. Pemicu protes berawal dari desain poster konser yaitu foto Masjid Raya Baiturrahman berada di bawah personel grup band.
Audiensi dengan Kepala Disbudpar Aceh Jamaluddin sempat digelar beberapa hari lalu. Dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, tim Aswaja dalam pertemuan itu meminta Base Jam tidak tampil dengan iringan musik pada malam penutupan ACF. Namun hanya meng-endorse dan mempromosikan kuliner Aceh di tingkat nasional dan mancanegera.
Selain itu, dalam pertemuan itu juga dibahas terkait masalah desain poster. Desain diketahui dibuat oleh tim kreatif Generasi Pesona Indonesia (GenPI) di bawah Kementerian Parawisata (Kemenpar) Republik Indonesia, bukan Disbudpar Aceh.
“Dan untuk itu, Disbudpar Aceh sudah meminta mencabut konten tersebut, Kemenpar sudah meminta maaf atas kekhilafan tim mereka,” kata Ketua tim Aswaja Aceh, ustad Umar Rafsanjani dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Sabtu (6/7). detik