Kasus 10 kerbau mati mendadak diduga akibat penyakit ngorok atau septicaemia epizootica(SE) membuat Pemkab Aceh Barat turun tangan. Sebanyak 30 dokter hewan dikerahkan untuk mencegah meluasnya wabah penyakit tersebut.
“Tenaga dokter hewan yang kita kerahkan ini untuk meminimalkan jangkitan penyakit ngorok pada ternak sapi maupun kerbau milik masyarakat di Aceh Barat, khususnya di daerah pedalaman,” kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat Said Mahjali, seperti dilansir dari Antara, Senin (8/7/2019).
Adapun lokasi sebaran petugas kesehatan hewan tersebut adalah Kecamatan Woyla Timur, Sungai Mas, serta Kecamatan Woyla. Tiga lokasi itu disinyalir sebagai wilayah jangkitan penyakit yang menyebabkan ternak kerbau milik warga mati secara mendadak.
Baca juga: 10 Kerbau di Aceh Barat Mati Mendadak Diduga Kena Penyakit Ngorok
Menurutnya, selama ini penyakit ngorok atau disebut penyakit SE merupakan penyakit yang sering menyebabkan kematian kerbau warga karena sebaran penyakit ini biasanya melalui air dan berujung pada kematian. Meski sudah dilakukan vaksinasi sejak 2018, kata Said Mahjali, ada beberapa ternak warga yang luput dari vaksinasi dokter hewan atau petugas penyuluh kesehatan hewan.
“Saat didatangi petugas, ternak milik warga sedang tidak berada di dalam kandang. Atau sengaja dilepasliarkan di kawasan hutan, sehingga tidak bisa dilakukan vaksinasi,” tutur Said.
Ia juga menjelaskan, sampai saat ini jumlah ternak kerbau yang mati akibat penyakit ngorok di Aceh Barat sudah mencapai 10 ekor. Pihaknya berharap kematian ternak segera dapat teratasi dengan vaksinasi. detik