UIN Ar-Raniry Berharap Iran Beri Beasiswa untuk Mahasiswa Aceh

Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar Seminar Komunikasi Antar Budaya Asia Tenggara dan Asia Barat, kegiatan yang berlangsung di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Kamis (4/7/2019) dibuka oleh Wakil Rektor bidang Akademik dan Kelembagaan, Dr. H. Gunawan Adnan, MA., Ph.D.

Ketua panitia, Dr. Abdul Rani Usman, M.Si mengatakan, seminar tersebut menghadirkan keynot speaker, Direktur Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta. Prof. Dr. Abdul Majid Hakimelahi, serta sejumlah pemateri lainnya, yaitu guru besar UIN Ar-Raniry, Prof. Yusny Saby dan Prof. Alyasa’ Abubakar, Fauzan Santa dari praktisi film Aceh, Ir. Muhammad Iqbal dari KADIN Aceh dan Mr. Muhammad Hasan Tavakkoli (Atase Ekonomi Kedubes Iran).

“ Kegiatan seminar tersebut diharapkan mampu melahirkan pencerahan khususnya bidang kebudayaan dan akdemik, sehingga ke depan dapat dilakukan kerja sama bidang akademik, terutama terkait dengan pertukaran mahasiswam Aceh dengan Iran, selanjutnya kita akan dapat melahirkan penelitian bersama berkaitan dengan sejarah, kebudayaan dan teknologi masa kini,” ujar Rani.

Selanjutnya Sambung Abdu Rani, kita mengharapkan kepada pemerintah Iran untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak Aceh di masa mendatang, serta beberapa hal lain dapat dilakukan bersama seperti penulisan buku, penelitian dan workshop.

“Fokus dari kegiatan tersebut adalah dalam rangkan menjalin kerja sama bidang akademik yang berkaitan dengan pengiriman mahasiswa ke berbagai kampus di Iran, pendekatan yang dilakukan khususnya dengan pendekatan budaya, ini telah berlangsung sejak setahun yang lalu,” kata Rani.

Semnetara itu Drektur ICC, Prof. Dr. Abdul Majid Hakimelahi mengatakan, bahwa ia selama bertahun-tahun telah mepelajari dan mengkaji tentang sejarah peradaban dan budaya Indonesia serta tentang pancasila, dan secara berkesinambungan kecintaannya terhadap nusantara dan Indonesia semakin bertambah.

“Saya lebih dari 50 negara yang saya kunjungi pada berbagai konferensi di dunia, tapi perasaan dan kekeluargaan yang saya dapatkan di Indonesia tidak saya dapatkan ditempat lain, saya rasa masyarakat Indonesia harus menghargai sifat kekeluargaan tersebut,” ujarnya.

Dr. Abdul Majid menambahkan, bahwa ia menemukan bahwa orang Indonesia, akhlak dan moralnya sangat santun, budaya masyarakat Indonesia yang saling menghargai harus dirawat dengan baik.

“Kami berharap dengan kegiatan ini merupakna awal kita melakukan kerja sama, dank e depan akan kita lakukan kerja sama disegala sector, khususnya bidang akademik dankebudayaan,” pungkas Abdul Majid.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads