Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-34 dan KTT IMT-GT di Ibu Kota Bangkok, Thailand, Minggu 23/06. Pertemuan itu sendiri sudah berlangsung sejak Sabtu.
Nova Iriansyah dalam keterangan yang disampaikan melalui Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Aceh (DPMPTSP) Aceh, Aulia Sofyan, menyebutkan pada KTT IMT-GT, Aceh mengangkat beberapa usulan seperti konektivitas udara dari Sabang-Phuket-Krabi-Langkawi, meningkatkan konektivitas maritim, pengembangan wisata, program wisata halal, zona ekonomi khusus, program penghijauan kota, dan riset oleh Universitas Syiah Kuala.
Usulan itu, kata Nova, sudah disepakati oleh ketiga negara dalam sebuah perjanjian. Di Indonesia, ada 5 bandara yang akan menjadi pintu masuk langsung dalam kerja sama IMT-GT, yaitu: Aceh Besar (Bandara SIM), Medan, Padang, Silangit, dan Tanjung Pandan.
“Pada 9 November 2018, Menteri Transportasi Indonesia, Malaysia dan Thailand menandatangani MoU tentang Revisi & Ekspansi Konektivitas Udara IMT-GT di Bangkok. Kegiatan ini bersamaan dengan Pertemuan Menteri Transportasi ASEAN ke-24,” kata Nova.
Nova menyebutkan, usulan kegiatan tersebut sudah lama diusulkan oleh Pemerintah Aceh dan sudah disetujui oleh ketiga kepala negara yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand untuk kemudian dilaksanakan.
“KTT ini sendiri adalah bentuk keseriusan ketiga kepala pemerintahan untuk mewujudkan kerjasama ini bersama-sama,” kata Nova.
KTT ASEAN dan KTT IMT-GT itu bertemakan ‘Memajukan Kemitraan Untuk Keberlanjutan’. Tema itu diangkat dengan tujuan meningkatkan sinergi antara Visi Masyarakat ASEAN 2025 dengan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Untuk KTT ke-12 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Summit, kata Nova, dipimpin langsung oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo. Pertemuan itu akan diikuti oleh Brunei-Indonesia-Malaysia-Philipina.
“Pak Plt Gubernur kita dan beberapa gubernur lainnya mendampingi presiden dalam KTT IMT-GT ke 12 itu,” kata Aulia, Kepala DPMPTSP.
Presiden Joko Widodo sendiri dalam kegiatan itu, menyampaikan pidato terkait potensi maritim antara provinsi-provinsi yang dihubungkan lautan pada empat negara. Program pemberdayaan ekonomi berbasis kelautan yang inklusif harus didukung.
“Indonesia memiliki start up perdagangan perikanan yang telah berhasil meningkatkan pendapatan nelayan hingga 20 persen,” kata Presiden Jokowi.
Jokowi menyebutkan, sektor pariwisata bahari, seperti eco-wisata berbasis masyarakat serta wisata cruise dan yacht, yang melibatkan masyarakat luas juga perlu untuk terus dikembangkan. Karena itu, moment KTT itu harus dimanfaatkan untuk membangun jejaring kerja di antara kalangan swasta.