Kepala Sub Bagian Informasi dan Humas (Inmas) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Muhammad Nasril, Lc. MA mengajak Penyuluh Agama Islam dan Penghulu KUA Kecamatan untuk giat menulis dan mempublikasi kegiatan melalui tulisan.
Selain dapat menunjang tugas profesi penghulu dan penyuluh sebagai tambahan angka kredit dalam kenaikan pangkat, menulis itu juga bagian dari dakwah dan berbagi informasi yang bermanfaat.
“KUA dikenal sebagai ujung tombaknya Kemenag, banyak aktivitas yang dilakukan oleh jajaran KUA misalnya bimbingan pernikahan, manasik haji, wakaf dan berbagai kegiatan lainnya. Tapi beragam kegiatan ini kurang dipublikasi, oleh karena itu, kami mengajak penghulu dan penyuluh giat menulis, baik di medsos, majalah dan web internal atau media luar,” ujar Nasril di hadapan penyuluh dan penghulu KUA Kecamatan se-Aceh Barat di aula Kankemenag setempat, Kamis (13/6).
Ia juga mengatakan menulis juga dapat menyampaikan informasi penting atau kegiatan kepada masyarakat, juga menangkal hoax.
“Lawan tulisan hoax dengan tulisan yang benar, tulis pesan agama secara moderat atau wasathiyah dengan benar, tidak ekstrim atau berlebihan dan juga tidak sekuler, sehingga kita menjadi pengayom dan suluh di tengah umat,” lanjut Nasril.
Nasril juga melanjutkan, dengan pelatihan ini, minimal bisa menulis apa yang terjadi di lingkungan sekitar, termotivasi untuk menulis kegiatan di KUA masing-masing, jadi dapat membantu perimbangan informasi-informasi yang beredar, dapat menyampaikan informasi yang mencerahkan kepada masyarakat di berbagai media.
Agar mudah menulis ia berbagi trik kepada peserta untuk agar tidak menunggu atau menunda waktu dan tempat yang tepat.
Kegiatan tersebut diikuti 24 peserta dari Kepala KUA, penghulu dan penyuluh yang dibuka oleh Kakankemenag Aceh Barat Khairul Azhar, S. Ag serta dihadiri Kasubbag TU dan para kasi di lingkungan Kankemenag setempat.
Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat, H Khairul Azhar, S.Ag dalam sambutannya mengatakan, saat ini sangat banyak berita yang dipublikasikan di sosial media yang mengandung hoax atau belum tentu kebenarannya. Dengan demikian para penghulu dan penyuluh agama Islam harus dapat mengimbangi informasi tersebut dengan baik melalui karya tulisan yang dituangkan.
Menurutnya, jika informasi hoax yang dikembangkan saat ini tidak diimbangi dengan baik, lama kelamaan informasi tersebut akan dianggap benar oleh masyarakat
“Penghulu dan penyuluh agama Islam sebagai ujung tombak informasi. Jadi jangan takut untuk menulis,” pungkasnya.
Khairul berharap, bimtek tersebut dapat memberikan manfaat dan meningkatkan mutu penghulu dan penyuluh agama Islam di bidang penulisan.
Kegiatan tersebut juga diisi oleh Rusli, Lc. M. Si, Mantan Pimred Majalah Santunan dan Khairul Umami JFU pada Subbag Inmas Kemenag Aceh.