Kenaikan harga sejumlah komoditas bahan makanan menyebabkan tingginya inflasi di provinsi Aceh pada Bulan Mei 2019.
BPS Aceh mencatat inflasi di tiga kota pemantau inflasi di provinsi Aceh masing-masing, kota Banda Aceh inflasi sebesar 1,48 persen, Kota Lhokseumawe inflasi sebesar 0,86 persen, dan Kota Meulaboh inflasi sebesar 1,33 persen.
Secara agregat untuk Aceh pada bulan Mei 2019 mengalami inflasi sebesar 1,27 persen.
Kepala BPS Aceh Wahyuddin menjelaskan, inflasi yang terjadi di Aceh disebabkan oleh kenaikan indeks harga konsumen pada kelompokbahan makanan dengan inflasi sebesar 3,83 persen, disusul kelompok sandang 2,38 persen.
“Ini betul-betul diluar ekspektasi kita, diluar dugaan kita, inflasinya sangat tinggi mencapa 1,27 persen, padahal nasional hanya 0,68 persen,” ujar kepala BPS Aceh.
Ia menambahkan, sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Mei 2019 antara lain dencis, cumi-cumi, cabai merah, jeruk dan angkutan udara.
Sementara komoditas yang alami penurunan harga antara lain tongkol, udang basah, dan daging kerbau.
Wahyudin menjelaskan, dari 82 kota di Indonesia yang dipantau harga pada bulan Mei 2019, 81 kota diantaranya mengalami inflasi dan hanya satu kota yang mengalami deflasi yakni kotaMerauke.
“Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 2,91 persen dan terendah di kota Kediri sebesar 0,05 persen. Sementara Kota Banda Aceh berada pada urutan ke 8 tertinggi secara nasional,” ujarnya.