Berzakat merupakan kewajiban bagi seluruh umat Islam. Zakat juga merupakan salah satu dari rukun Islam. Lalu apa manfaat zakat?
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Muhammad Arifin Purwakananta mengatakan, zakat sendiri memiliki berbagai manfaat. Secara umum zakat diartikan sebagai pembersih harta dan jiwa
“Jadi di dalam harta itu itu terkandungnya hak-hak orang lain. Ya minimal kita mendapatkan harta juga pasti ada andil atau jasa dari orang lain,” terangnya kepada detikFinance, Selasa (14/5/2019).
Menurutnya, zakat juga bisa memberikan ketenangan bagi yang melakukan. Sebab secara psikologis berzakat adalah kegiatan melatih untuk merelakan sebagian apa yang paling disukai yakni harta.
“Banyak penelitian menunjukkan bahwa memberikan sesuatu yang ada di diri kita mengalirkan hormon-hormon yang mengalir dalam tubuh kita. Itu membuat hati kita tenang, lebih terasa bahagia. Ini efek bagi yang memberikan,” tuturnya.
Itu merupakan manfaat bagi yang melakukan zakat. Nah kalau dilihat secara makro, manfaat zakat cukup besar.
Dalam Islam diajarkan bahwa zakat salah satu manfaatnya adalah memperpendek jurang antara si kaya dan si miskin. Nah dalam dunia modern, itu disebut sebagai gini ratio. Rasio ini juga menjadi tolak ukur kemajuan ekonomi suatu negara.
“Mengelola zakat itu membantu pemerintah untuk mengurangi kemiskinan. Islam sendiri jauh sebelum negara modern sudah mengusung konsep memperpendek jurang si kaya dan si miskin,” tambahnya.
Arifin juga percaya zakat bisa mengurangi tingkat kejahatan, mulai dari pencurian hingga korupsi. Sebab zakat sendiri bukan dinilai dari besaran jumlah yang disumbangkan tapi sumber dari harta itu yang harus halal.
“Jadi dampaknya bukan saja mendekatkan si kaya dan si miskin, tapi membuat perilaku lebih baik. Karena orang tidak lagi mengejar harga dengan berburu rente. Tidak menginjak bawahan, tidak bisnis tipu-tipu, judi, tidak korupsi,” tambahnya.
Kemudian, zakat juga mendorong orang lebih produktif. Sebab bagi mereka yang sudah mengerti manfaat berzakat, maka ingin terus menerus melakukannya.
Tentu untuk berzakat harus memiliki harta. Oleh karena itu orang yang gemar berzakat pasti akan lebih produktif.
“Intinya umat Islam dituntut untuk bekerja keras,” tutup Arifin. detik