Badan Pemenangan Daerah (BPD) Aceh Pasangan calon Presiden/calon wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyampaikan selamat atas kemenangan pasangan tersebut pada Pilpres 2019, bedasarkan perhitungan internal (realcount).
Hal itu disampaikan Ketua BPN Aceh Muzakir Manaf (Mualem) pada konferensi pers di kantor BPD Aceh Kamis sore.
Muzakir mengatakan di provinsi Aceh pasangan 02 meraih kemenangan cukup telak hingga 82, 2 persen, sementara pasangan 01 hanya mendapatkan 14,4 persen.
Mualem menjelaskan hasil perhitungan C1 diseluruh Aceh, saat ini Prabowo-Sandi mendapatkan suara 1.287.996 suara, sedangkan Jokowi 226.356 suara. Sementara data yang masuk hingga Kamis sore sebanyak 1.566.753 suara atau 44,5 persen dari jumlah pemilih tetap sebanyak 3.523.774 pemilih.
“Bedasarkan data diatas kami menyakini bahwa Aceh bisa meraup suara sebesar 90 persen untuk Prabowo-Sandi, dari target sebelumnya 85 Persen,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Mualem juga meyampaikan terimakasih kepada seluruh rakyat Aceh, ulama, dan tokoh mayarakat Aceh serta Badan Pemenangan diseluruh Aceh.
“Mengingatkan kepada seluruh pihak agar mengawal seluruh suara yang telah diberikan oleh rakyat Aceh kepada Prabowo-Sandi sampai dengan pengumuman dari KPU dan jangan coba-coba untuk mengubah hasil suara rakyat,” tegas Mualem.
Dengan perolehan suara tersebut kata Mualem, Prabowo-Sandi telah diamanahkan oleh rakyat Aceh sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024 dan rakyat Aceh siap menyukseskan.
Sementara itu menanggapi hasil quickcount berbagai lembaga survey yang memenangkan pasangan Jokowi-Makruf, Mualem tetap optimis Prabowo-Sandi akan memenangkan Pilpres 2019.
“Hampir diseluruh Indonesia menang pasangan 02, dan kita di Aceh tertinggi,” ujarnya lagi.
Sementara itu ulama Aceh, Tu Bulqaini menghimbau kepada seluruh rakyat Aceh agar tidak terkecoh dengan hasil quickcount sejumlah lembaga survey yang memenangkan pasangan Jokowi-Makruf, karena menurutnya quickcount bukanlah bagian dari pelaksanaan Pemilu.
“Kita tetap menunggu hasil KPU, karena aneh juga di negeri kita, penyelenggaranya KPU tapi berita-berita yang kita terima bukan dari dia,” ujarnya.
Tu Bulqaini juga meminta agar pemerintah melarang media-media yang menimbulkan perpecahan ditengah masyarakat.
“Kita menerima kekalahan Prabowo Subianto tapi kekaalahan yang wajar. bukan kekalahan rekayasa. kalau ini terjai saya khawatur masyarakat Indoensia tidak bisa menerimanya,” pungkasnya.