22 orang nelayan asal Aceh Timur yang tergabung dalam ABK KM Troya tadi pagi, Senin (15/4/2019) tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM).
Kepulangan para ABK ini diantar langsung oleh pihak Kementrian Luar Negeri untuk Myanmar yang disambut oleh Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah bersama Dinas Sosial Aceh, Dinas Kelautan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, serta Panglima Laot Aceh.
Nova Iriansyah dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Myanmar sebagai negara sahabat, dan kerja keras Kementrian Luar Negeri melalui Duta Besar di Myanmar yang telah membantu pemulangan nelayan Aceh sehingga mereka bisa kembali ke kampung halaman. Tidak lupa juga Nova juga mengucapkan terimakasih kepada dinas terkait yang terlibat dalam pemulangan para nelayan tersebut.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Myanmar, Duta Besar Indonesia untuk Myanmar yang telah membantu memulangkan nelayan Aceh. Kita upayakan ke depan kejadian ini tidak terulang lagi dengan melakukan berbagai upaya diantaranya memberikan workshop dan pengadaan alat sedarahana yang bisa dibagikan ke nelayan sehingga kejadian seperti ini tidak lagi terulang,” kata Nova.
Kasubdit II Perlindungan dan BHI Kementrian Luar Negeri, Neni Kurniati, yang ikut dalam rombongan mengatakan, keberhasilan pemulangan 22 dari 23 nelayan Aceh tersebut berkat kombinasi upaya diplomasi yang baik kedua negara. Namun untuk kapten kapal harus menjalani persidangan di Myanmar sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di sana.
“Kepada para nelayan kami sangat berharap agar mematuhi ketentuan-ketentuan perbatasan yang tidak boleh dilanggar, sehingga kejadian ini tidak lagi terulang,” katanya.
Dinsos Intens Berkomunikasi dengan Dubes Myanmar
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri, yang diwakili Sekretaris Dinas Sosial Aceh Devi Riansyah menuturkan, bahwa para nelayan Aceh tersebut ditangkap karena sudah memasuki batas wilayah perairan Myanmar.
“Namun dengan koordinasi yang baik antara Pemerintah Myanmar dengan Kementrian Luar Negeri RI yang berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh dalam hal ini Dinas Sosial sehingga pemulangan nelayan bisa dilakukan hari ini,” ujarnya.
Devi mengungkapkan, proses pemulangan ini dilakukan tidak serta-merta tapi melalui komunikasi yang sangat intens antara Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri, dengan Duta Besar RI untuk Myanmar Irjen Iza Fadri. Untuk itu dia berharap kepada masyarakat Aceh yang berprofesi sebagai nelayan terutama nelayan-nelayan yang erat kaitannya dengan perbatasan wilayah haruslah betul-betul memperhatikan batas wilayah.
Beruntung, katanya, Pemerintah Myanmar dengan Pemerintah RI memiliki hubungan yang bagus, sehingga mereka bisa dipulangkan kembali.
“Ke depan kita berharap tidak ada lagi kejadian-kejadian seperti ini. Profesi nelayan memang tidak bia kita pungkiri, tapi kita harus membekali dengan sistem yang lebih baik, pengetahuan yang lebih baik sehingga kita tidak melanggar batas wilayah negara orang.”
“Dinas Sosial Aceh berharap kepada para nelayan untuk dapat menyampaikan kepada rekan-rekan lainnya untuk tidak melewati batas negara orang saat menangkap ikan,” pesan Devi Riansyah.
Seusai melakukan penyambutan di ruang VIP Bandara SIM, para nelayan kemudian dibawa ke Dinas Sosial Aceh untuk selanjutnya diantar ke kampung halaman mereka di Aceh Timur.