Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh merampungkan penyusunan rencana kerja dan anggaran tahun 2020 yang akan segera di usul ke kementerian Agama pusat pada saat penyusunan Pagu Indikatif Kementerian Agama RI tahun 2020 pada akhir April 2019.
“Kami mengharapkan, rencana kerja dan anggaran yang telah disusun untuk tahun 2020 dapat memberi arti dan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat dan umat, mengandung substantif, kongkret dan terarah untuk program kerja mendatang, sehingga dapat mendorong peningkatan kinerja dan pelayanan di kementerian Agama Aceh,” ujar Kabag Tu, Saifuddin, SE dalam sambutannya saat menutup kegiatan RKA SK Kemenag Aceh 2020 di Banda Aceh, Kamis (11/04).
Adapun sejumlah terobosan program kerja Kemenag Aceh yang akan dilaksanakan pada tahun 2020, diantaranya Madrasah berbasis Digital, Penerapan Madrasah Inklusi,Penataan kembali Intrumen Kurikulum dan Intrumen Evaluasi Madrasah.
Selanjutnya Membina dan menyalurkan program bantuan khusus untuk daerah 3 T, Penyusunan Base Line penyelenggaraan Haji dan Umrah Aceh tahun 2020, Membangun Gedung pusat Pelayanan Haji dan Umrah terpadu di 3 Kabupaten Kota, Aceh Besar, Aceh Utara dan Aceh Singkil. Legalitas tanah wakaf, Pembangunan Sejumlah gedung KUA dari SBSN dan sejumlah program lainnya.
Untuk itu, ia meminta kepada ASN Kemenag harus dapat mewujudkan penyelenggaraan birokrasi yang efektif, efisien, dan akuntabel serta tersedianya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional.
“Ingatkan jajaran kita Tolak dan lawan PUNGLI pada setiap pelayanan, baik pelayanan Masyarakat di KUA maupun pelayanan ASN itu sendiri dalam pengurusan kepangkatan atau hal lain lainnya,” ujar Saifuddin.
Di akhir sambutannya,Saifuddin mengomenteri sedikit apa yang menimpa lembaga yang memiliki motto iklas beramal itu, ia mengajak Jajaran Kemenag Aceh untuk bersama-sama membangun lembaga, menguatkan komitmen dan integritas terhadap tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawab, jangan hancurkan dan jangan biarkan ia dihancurkan oleh pihak lain. Bahkan ia mengutip pesan Menteri agama, Lukman Hakim Saifuddin bahwa apapun yang terjadi Kapal besar itu harus tetap berlayar.
“Jaga kebersamaan dalam damai, mari bersama kita membangun lembaga,” tutup Saifuddin.