Wakil Ketua Dekranasda Aceh Dyah Erti Idawati , mengingatkan para pelaku usaha kreatif di Aceh untuk tetap memperhatikan kualitas dalam setiap produk yang dihasilkan, sehingga mampu menembus ketatnya persaingan pasar global.
Imbauan tersebut disampaikan oleh wanita yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua TAPI PKK Aceh itu, dalam sambutannya saat membuka Pelatihan Peningkatan Industri Kreatif Pada Produk Kreatif berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan Profit bagi Perajin, di Cafe D’ Energy, Kamis (11/4/2019).
“Persaingan industri kreatif di pasar global menuntut para pelaku usaha untuk semakin kreatif dan memperhatikan kualitas dalam setiap produk yang dihasilkan. Dengan kualitas yang baik, maka produk kreatif yang dihasilkan oleh masyarakat akan dapat diterima oleh pasar,” ujar Dyah Erti.
Saat ini, sambung Dyah Erti, produk hasil kreativitas perajin Aceh sudah sangat beragam dan mampu bersaing, namun harus diakui bahwa kualitasnya memang masih harus terus kita perbaiki.
“Produk perajin Aceh sudah sangat luar biasa. Saat ini, yang harus terus kita perbaiki adalah kualitasnya. Ini bukan berarti kualitas hasil kerajinan masyarakat Aceh tidak baik, semua sudah baik, namun agar kita bisa terus memenangkan persaingan, maka perbaikan harus terus kita lakukan dalam semua produk yang kita hasilkan,” imbuh Dyah Erti.
Oleh karena itu, Dyah berharap agar pelatihan hari ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya demi meningkatkan kapasitas serta kemampuan para peserta.
Dyah Erti mengungkapkan, di masa mendatang industri kreatif diprediksi akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk dan terbatasnya sumberdaya alam yang dimiliki.
Oleh karena itu, Dyah mengimbau agar sejak dini anak muda Aceh diajak menggeluti industri kreatif dengan melahirkan berbagai inovasi dan menuangkan ide serta mampu mengimplementasikan gagasan dalam sebuah kegiatan usaha.
Dyah berpesan, untuk menghadapi tantangan ke depan, para perajin dituntut untuk mampu menjaga dan meningkatkan daya saing UKM sebagai industri kreatif dan inovatif, meningkatkan standar, desain dan kualitas produk agar sesuai dengan ketentuan ASEAN.
“Selain itu, para perajin juga dituntut untuk memiliki kemampuan memanfaatkan fasilitas pembiayaan yang ada, termasuk dalam kerangka kerjasama ASEAN. Jika semua ini bisa kita lakukan, niscaya langkah memajukan hasil kerajinan Aceh akan lebih terarah dan berdaya guna,” imbuh Dyah Erti.
Dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Unsyiah itu meyakini, industri kreatif akan mampu membuka lapangan kerja dan memberi tambahan bagi ekonomi keluarga. Do saat yang bersaman, juga turut mendukung ketertarikan wisatawan untuk berkunjung ke Aceh.
“Insya Allah kita dapat mewujudkan Aceh Hebat yaitu Aceh Kreatif dan Aceh Kaya dengan segala potensi yang kita miliki.”
Dalam sambutannya, Dyah juga mengingatkan, bahwa ada tiga elemen penting dari terbentuknya sebuah ekonomi kreatif. Yaitu faktor produksi utama dari kegiatan Ekraf sendiri, yaitu Sumber Daya Manusia, kreativitas si pelaku, dan nilai tambah dari segi nilai dan ekonomi.
Untuk diketahui bersama, setiap tahunnya kontribusi Ekraf terhadap perekonomian nasional terus meningkat. Selain jumlah angka, peningkatan pada aspek tenaga kerja di bidang Ekraf juga meningkat secara beriringan.
Di tahun 2017, tercatat 17,43 juta individu menggeluti karier Ekonomi Kreatif di Indonesia. Angka ini meningkat sebesar 4,13ersen dari tahun sebelumnya.
“Potensi bisnis di bidang industri kreatif masih terbuka luas untuk digarap pelaku usaha di Indonesia. Kekayaan budaya dan tradisi Indonesia masih bisa terus digali untuk dikembangkan, namun mensyaratkan adanya kreativitas tinggi,” pesan Dyah Erti.
Melihat potensi ini, maka Dekranas Aceh menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Industri Kreatif. Dengan mengikuti pelatihan ini, para peserta diharapkan dapat tercerahkan, serta menambah pengetahuan terkait industri kreatif.
“Untuk itu kepada para peserta, saya imbau untuk mengikuti pelatihan ini dengan serius. Kami mengharapkan agar para peserta tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk belajar dan menimba ilmu secara maksimal, sehingga nantinya benar-benar dapat bermanfaat tidak hanya buat diri sendiri, tapi juga untuk masyarakat disekitar,” pungkas Dyah Erti.