Ikatan Pemuda Aceh Utara (IPAU) Banda Aceh mengajak warga dan para pemuda untuk menggunakan hak pilihnya pada 17 April mendatang.
“Pesta demokrasi di depan mata, pemilihan sehari tersebut menjadi penentu masa depan bangsa ini lima tahun mendatang, karenanya kami mengajak semua warga dan pemuda Aceh untuk tidak golput,” ujar Ketua Umum IPAU, Saifullah di Banda Aceh, Senin 8 April 2019.
Menurutnya, partisipasi untuk memilih menjadi penting dalam menentukan nasib bangsa.
“Kita harus membangun kesadaran publik bahwa golput itu tidak bagus dan sangat merugikan, jangan pernah terhasut oleh pihak pihak yang menyebarkan isu tentang golput, kita bangun kesadaran untuk menggunakan suara dalam pemilu,” kata Saifullah.
Terlebih, pada pemilu kali ini akan memilih pemimpin terbaik di legislatif maupun eksekutif.
“Kita punya kesempatan menentukan siapa yang terpilih dengan hak suara yang kita miliki. Maka satu suara saja sangat menentukan,” jelasnya.
Pihaknya berharap tidak ada intimidasi dan intervensi terhadap pemuda dalam pemilihan nantinya.
“Dalam pemilihan yang menganut asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang berkedaulatan rakyat, maka peran pemuda dan seluruh masyarakat untuk mengawalnya supaya berjalan sesuai demokrasi yang kita anut menjadi penting,” ucapnya.
Ia juga mengingatkan agar kaula muda, kaum millenial jangan terjebak dengan sifat apatisme politik dan dan tidak terprovokasi hoak.
“Kaum millenial, para pemilih pemula adalah harapan dan calon-calon pemimpin bangsa, untuk itu kaum millenial tidak boleh terjebak apatisme dalam memberikan hak suara pada hari pemungutan mendatang, sikap apatisme menjadi preseden buruk dalam sebuah demokrasi dan menggerogoti kualitas demokrasi, kita minta kaum milenial jangan mudah terprovokasi berita hoax yang dapat memecah belah bangsa,” sebutnya.
Dikatakannya, angka golput boleh jadi disebabkan oleh kurang maksimalnya sosialisasi.
“Oleh karena itu, pemuda bersama masyarakat yang merupakan pemilik suara harus dipahamkan tentang arti penting partisipasi mereka dalam pemilihan,” ujarnya.
Saifullah menyebutkan, kalau dilihat tingkat partisipasi pemilih di Aceh pada pemilu 2014 lalu masih rendah.
“Hanya sekitar 60 persen pemilih pada pilpres di Aceh tahun 2014, begitu juga pileg berkisar 77 persen, ini menunjukkan hak suara masyarakat Aceh belum termanfaatkan dengan baik, semoga hal ini tidak terulang lagi pada pilpres dan pileg tahun ini,” katanya.