Ratusan masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar melaksanakan shalat ghaib untuk korban penembakan di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3/2019).
Di Banda Aceh, pelaksanaan shalat ghaib dipusatkan di masjid jamik kemukiman Lueng Bata Kecamatan Lueng Bata selepas pelaksanaan shalat ashar berjamaah Minggu sore. Sementara di Aceh Besar pelaksanaannya dipusatkan di masjid Alfaizin Lampeuneurut.
Shalat di Masjid Jamik Lueng Bata dipimpin oleh imam masjid setempat, Ust. Samsul Bahri yang diawali dengan tausiah singkat. Sementara di Masjid Alfaizin Lampeuneurut shalat ghaib dipimpin oleh Tgk. Irawan Abdullah.
Dalam tausiyahnya Ust. Samsul menegaskan pelaksanaan shalat ghaib tersebut adalah bentuk kecintaan umat Islam di Aceh dan Banda Aceh khususnya kepada saudara mereka yang menjadi korban penembakan secara brutal di dua masjid di Selandia Baru.
“Kita ingin tunjukkan kepada dunia bahwa kita tidak akan takut dengan teror yang mereka buat. Ini justru akan membuat kami semakin kuat, dan kami melihat bahwa umat Islam akan bersatu setelah kejadian ini, menguatkan barisan dan memakmurkan rumah Allah,” ujar Ust Samsul.
Sementara itu, Anggota DPRK Banda Aceh Zulfikar yang turut hadir pada kesempatan tersebut juga menyampaikan rasa duka yang mendalam terhadap apa yang dialami oleh Umat Islam di Selandia Baru.
Ia berharap agar pelaku dihukum seberat-beratnya, sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi.
Menurut dia, shalat ghaib tersebut dilakukan untuk mendoakan saudara seiman yang menjadi korban tindakan teroris di Masjid Selandia Baru. Kabar terakhir korban tewas dalam penembakan itu mencapai 49 orang.
“Mereka saudara seiman Kita, meninggal di hari yang baik yaitu hari Jumat dan ditempat yang baik yaitu masjid, kita berdoa mereka mendapatkan pahala syahid. Dan semoga akhir dari hidup kita juga ditempat yang baik seperti mereka,”pungkasnya.