Angin puting beliung dan hujan es melanda Desa Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, Pidie, Aceh. Akibatnya, enam rumah warga rusak.
“Peristiwa itu terjadi sore tadi. Fenomena tersebut merusak beberapa rumah warga yang di Dusun Geunie, Desa Lhok Keutapang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek kepada wartawan, Selasa (5/3/2019) malam.
Menurut Dadek, peristiwa itu diawali hujan es. Setelah itu, tiba-tiba terjadi angin puting beliung dan mengakibatkan enam rumah rusak, yakni dua rusak berat, dua rusak sedang, dan dua rusak ringan.
“Korban terdampak enam keluarga atau 15 jiwa,” jelas Dadek.
Setelah kejadian, petugas BPBD Pidie dan warga setempat melakukan pendataan dan membersihkan rumah warga. Belum ada laporan terkait ada-tidaknya pengungsi akibat fenomena tersebut.
Sementara itu, Kasi Data dan Informasi BMKG Bandara SIM Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Zakaria Ahmad, mengatakan peristiwa hujan es dan puting beliung yang terjadi di Tangse, Pidie, merupakan fenomena biasa. Hal itu salah satunya disebabkan oleh adanya awan komulonimbus (CB).
“Di dalam awan CB tersebut bisa terjadi angin kencang, puting beliung, petir, kilat, dan tidak tertutup kemungkinan terjadi hujan es,” kata Zakaria saat dimintai konfirmasi detikcom.
Menurut Zakaria, terjadinya hujan es salah satunya disebabkan oleh permukaan awan yang rendah atau dekat dengan permukaan bumi. Selain itu, di bawah permukaan awan, suhunya dingin.
“Kemudian juga bisa terjadi di dalam awan CB itu perbedaan tekanan udara permukaan awan CB dengan puncak awan CB. Itu Perbedaannya sangat signifikan,” jelas Zakaria.
“Dalam hal hujan es tadi, dalam awan CB tersebut yang sangat dingin terbentuk butir-butir es. Kemudian, ketika jatuh, ditambah lagi tekanan udara downdraft yang menghunjam ke bumi sehingga mempercepat jatuhnya butir es, dan di bawah permukaan awan tadi udara dingin, sehingga butiran es tidak sempat mencair. Maka, ketika jatuh ke permukaan bumi, masih dalam bentuk butir es,” ungkap Zakaria. detik