Momen haru terjadi di wisuda UIN Ar-Raniry saat Bukhari menerima ijazah putrinya, Rina Muharrami, yang meninggal sebelum sempat bertoga. Semasa hidupnya, Rina dikenal sebagai sosok yang cerdas dan menginsipirasi.
Rina meninggal 13 hari usai menjalani sidang skripsi di Program Studi Kimia Fakultas Tarbiyah. Gadis berusia 22 tahun ini meninggal dunia setelah menderita penyakit tifus stadium akhir hingga berujung pada saraf.
“Meninggal karena sakit tifus, cuma udah parah. Kata dokter pas malam terakhir, atau pas besoknya dia meninggal, saya jenguk dan saya tanya hasil pemeriksaannya sama ayah almarhumah. Ternyata tifus udah tahap paling tinggi, sampai kena saraf,” kata sahabat Rina, Nisaul Khaira, yang ceritanya dimuat di situs UIN Ar-Raniry, Kamis (28/2/2019).
Rina lahir dari pasangan Bukhari dan Nurbayani yang berasal dari Aceh Besar. Rina merupakan sosok yang sangat menginspirasi bagi sahabatnya. Almarhumah merupakan sosok yang tekun dan terkenal sederhana.
“Orangnya super simple dan perhatian luar biasa sama sahabat-sahabatnya. Kalau sama saya, dia selalu ketawa walaupun lagi sakit. Kemarin pas sidang bawaannya ketawa-ketawa aja karena saya buat lucu gitu. Pokoknya dia inspirasi untuk saya pribadi, karena dia, kenapa saya bisa niat kejar skripsi. Dia motivator bagi saya,” lanjut Nisa.
Semasa hidup, Rina juga menjadi guru ngaji. Meski tak punya laptop, putri pertama dari empat bersaudara ini disebut tetap tekun dalam menyelesaikan skripsinya. Hasinya, penerima beasiswa Bidikmisi ini lulus dengan IPK 3,51.
Tapi, takdir Tuhan berkata lain. Bukan Rina yang hadir di wisuda dan menerima ijazah melainkan sang ayah. Ayah Rina dengan tegar berbaris bersama wisudawan lainnya untuk naik ke panggung. Di saat wisudawan lain bertoga, ayah Rina memakai kemeja lengan panjang dan peci.
Sang ayah menerima ijazah Rina lalu bersalaman dengan rektor dan dekan di atas panggung. Dia juga dipeluk lalu mendekap erat ijazah putrinya itu dan turun dari panggung. detik