Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh Zainal Arifin Lubis menyebut kredit terbesar di Aceh saat ini masih didominasi oleh kredit konsumtif. Tingkat kredit konsumtif di Aceh mencapai 60%.
Zainal mengatakan besarnya kredit konumtif tersebut tidak baik untuk pertumbuhan ekonomi Tanah Rencong.
“Pihak perbankan menyalurkan kredit berbagai jenis, yaitu kredit konsumsi, modal kerja, ada untuk investasi. Untuk Aceh kredit terbesar itu masih didominasi kredit konsumtif termasuk di dalamnya kredit untuk pegawai. Secara total di Aceh itu lebih dari 60% didominasi kredit konsumsi,” kata Zainal kepada wartawan, Rabu (30/1/2019).
“Ini tidak baik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Aceh,” sambungnya.
Menurut Zainal, kredit konsumtif itu tidak baik bagi Aceh karena sebagian besar barang yang beredar saat ini diproduksi dari luar Aceh. Hal itu berbeda jika produk dibikin di Serambi Mekah.
“Berbeda jika barang-barang dihasilkan di Aceh sendiri maka itu akan lebih baik, karena uang tadi akan berputar lagi. Tapi persoalan untuk Aceh hari ini konsumsi tadi sebagian besar barangnya di luar sehingga akselarasi ekonomi itu di luar Aceh,” ungkap Zainal.
Di sisi lain, kata Zainal, bank di Aceh agak kesulitan menyalurkan kredit ke sektor ril. Persoalannya, iklim usaha di Aceh tidak kondusif, industri tidak tumbuh, tingkat resiko tinggi, serta tingkat kredit macet masih tinggi. Dia mengajak semua pihak untuk terlibat menangani persoalan tersebut.
Selain itu, pihak Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) juga diminta keterlibatannya untuk membimbing dan menyediakan infrastruktur yang memadai bagi pelaku usaha. Tujuannya agar potensi usaha di Tanah Rencong dapat berkembang baik sehingga bank bisa melakukan pembiayaan ke sektor riil.
“Solusinya adalah dengan meningkatkan sinergitas antar SKPA terkait agar kegiatan usaha di masing-masing SKPA ini akan tumbuh,” ujarnya.
“Karena itu, dalam hal ini Bank Aceh kita minta untuk supaya lebih meningkatkan menyalurkan pembiayaan ke sektor riil, ke UMKM, dan kami melihat ada upaya Bank Aceh untuk sungguh-sungguh melakukannya. Tinggal kami mengawal, memantau agar upaya ini berlanjut,” beber Zainal. detik