Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan 10 titik panas terdeteksi satelit muncul pada sejumlah wilayah di Aceh. 10 titik ini terindikasi kebakaran hutan.
“Pagi ini terpantau 10 titik panas di Aceh,” ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Aceh Zakaria Ahmad di Aceh Besar, sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (6/1/2019).
Ia menerangkan, ke-10 titik panas ini yang tersebar di delapan daerah di provinsi bagian paling barat Indonesia tersebut mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hasil pantauan sensor modis ada dua titik panas di dua kabupaten, yakni Aceh Tengah terkosentrasi di Kecamatan Pegasing, dan Aceh Jaya menyebar pada dua kecamatan, yaitu Sampa Iniet dan Setia Alue Bakti.
Sedangkan keenam titik panas sisanya masing-masing terdapat satu titik di enam kabupaten, yakni Aceh Barat Daya di Kecamatan Kuala Batee, dan Aceh Besar di Kecamatan Lembah Seulawah. Terakhir Aceh Tamiang di Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Utara di Kecamatan Lhokseukon, Pidie di Kecamatan Tangse, dan Nagan Raya di Kecamatan Beutong.
Dari 10 titik panas, ada tiga titik menunjukkan patut di duga sebagai titik api akibat karhutla, dan satu titik dipastikan titik api karena telah terjadi kebakaran hutan dan lahan.
“Ketiga titik itu, dua di antaranya di Pegasing (Aceh Tengah) karena memiliki tingkat kepercayaan 71 persen, dan satu di Tamiang Hulu (Aceh Tamiang) dengan 73 persen. Sedangkan satu titik api di Beutong, Nagan Raya, yang memiliki 90 persen,” tegas Zakaria.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) tahun lalu melaporkan, seluas 835 hektare hutan dan lahan di wilayah Aceh dalam keadaan telah hangus terbakar selama delapan bulan terakhir pada 2018.
“Ada tambahan di Agustus 2018, sejumlah 487,5 hektare, baik hutan maupun lahan yang terbakar, sehingga total menjadi 835 hektare di Aceh,” ujar Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek. detik