Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyatakan awal tahun depan pihaknya akan membangun sistem transportasi massal berupa jalan Mass Rapid Transit (MRT) di pusat ibu kota provinsi tersebut.
“Awal tahun depan kita akan memulai membangun sistem transportasi massal dengan menggunakan kereta rel listrik atau jalan Mass Rapid Transit (MRT) di Kota Banda Aceh,” kata dia di Banda Aceh, Senin.
Ia menyampaikan, sistem transportasi massal yang mampu mengangkut 300 penumpang sekali jalan tersebut, efektif menekan kemacetan dan meminimalisasi tingkat kecelakaan pengendara kendaraan roda dua maupun empat.
“Sudah saatnya kita membangun transportasi MRT di Kota Banda Aceh seperti yang dilakukan oleh Jakarta dan Singapura. Transportasi tersebut mampu mengangkut penumpang skala besar hingga 300 penumpang sekali jalan,” katanya.
Nova Iriansyah mengakui rencana pembangunan MRT tersebut terobsesi dari DKI Jakarta, Malaysia, dan Singapura. Dinas Perhubungan Aceh saat ini sedang menganalisi skema kerja sama dengan pemerintah maupun lembaga swasta untuk memulai pembangunan tersebut
Ia memperkirakan pembangan sistem transportasi massal tersebut menghabiskan anggaran sekitar Rp6 triliun dan sumber dananya bisa dari APBN, APBA, maupun APBK/APBD.
“Pembangan MRT itu, butuh dana sampai Rp6 triliun. Dananya bisa dari APBN, APBA, APBK, dan bahkan bisa juga dari swasta. Ya mungkin pembangunannya hingga 2022,” kata Anggota DPR RI periode 2004-2009 itu.
Jika pembangunan MRT di Kota Banda Aceh berhasil, pihaknya akan melanjutkan pembangunan tersebut ke wilayah Lhokseumawe, Langsa, serta Kabupaten Aceh Barat.
“Sudah saatnya kita membangun infrastruktur yang lebih efektif agar anak cucu kita tidak lagi mengalami kecelakaan sepeda motor ketika ke sekolah atau kuliah. Saya yakin sistem transportasi MRT itu berhasil menekan korban kecelakaan lalu lintas,” kata dia. Antara