Puluhan seniman akan kembali tampil dalam teater Hikayat Prang Sabi. Setelah sukses pada malam pertama, teater bertama the Spirit of Aceh itu akan kembali dipentaskan nanti malam Sabtu 8 Desember 2018 di Indoor Taman Budaya, Banda Aceh.
Sejumlah nama besar seperti, Muhammad Nazar mantan wakil gubernur Aceh, Salman Yoga, Cut Aja Riska, Intan, Mirza Irwansyah, Muna Purwodadi, Agam Usmani, Ampon Nazar, Sanggar Keumala Intan, Sanggar Rapai Tuha, Grup Rapai Pasee Raja Buwah juga ikut mengambil peran dalam pertunjukan itu.
Pada malam sebelumnya, Jumat 7 Desember 2018, teater serupa sukses menghipnotis warga Banda Aceh yang hadir. Nilai-nilai sejarah yang dimunculkan diadaptasi langsung dari Hikayat Prang Sabi serta sejumlah sumber lainnya.
Penggagas sekaligus sutradara teater tersebut Muhammad Yusuf Bombang alias Apa Kaoy berharap, agar warga bisa meluangkan waktu untuk menyaksikan pagelaran ini.
Dia mengatakan, teater ini dipentaskan dalam dua malam agar para warga yang belum menyaksikan di malam pertama bisa menyaksikannya di malam selanjutnya.
“Kita harap semoga yang menyaksikan bertambah dan ini gratis tidak dipungut biaya,” ujarnya.
Apa Kaoy menjelaskan, teater tersebut digagas untuk memperkenalkan kembali Hikayat Prang Sabi karya Teungku Chik Pante Kulu kepada generasi muda Aceh melalui penampilan yang apik dan menarik untuk ditonton.
“Ini untuk mengingatkan kembali kepada generasi muda. Jangan hilang di ingatan generasi muda bahwa kita memiliki sastra yang gemilang,” ujarnya.
Menurutnya ada dua nilai yang bisa diambil dari teater tersebut yaitu proses pengarangan dan juga penyebaran hikayat Prang Sabi ke masyarakat Aceh sehingga menjadi pemompa semangat mereka dalam menghadapi penjajahan Belanda.
“Nilai-nilai ini yang ingin kita ajarkan kepada generasi muda,” ujarnya.
Teater tersebut menceritakan usaha Teungku Chik Pante Kulu mengarang dan menyebarkan Hikayat Prang Sabi ke seantero Aceh kala itu melalui murid-muridnya atas bantuan penyair dan seniman yang disampaikan melalui karya seni. Usaha penyebaran menghadapi berbagai cobaan dan rintangan tatkala diketahui oleh penjajah Belanda.
Namun berkat kegigihan dan keyakinan Teungku Chik Pante Kulu dan murid-muridnya hikayat tersebut berhasil disebarkan ke seluruh penjuru.