Gedung Bank Indonesia Perwakilan Aceh merupakan salah satu bangunan bersejarah di Banda Aceh yang menjadi salah satu ikon wisata di kota Banda Aceh.
Gedung yang pada awalnya milik De Javache Bank itu merupakan salah satu bangunan tertua di ibu kota provinsi Aceh ini, yang telah berusia 100 Tahun pada 2 Desember 2018.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Z. Arifin Lubis menyebutkan, salah satu ikhtiar Bank Indonesia Provinsi Aceh untuk mengembangkan pariwisata di Aceh antara lain dengan mengoptimalkan cagar budaya yang ada di Aceh, salah satunya adalah Gedung Bank Indonesia.
Hal demikian disampaikan Arifin disela-sela Seminar bertemakan “Optimalisasi cagar budaya (heritage) dalam mendorong pariwisata Aceh untuk akselarasi Perekonomian Daerah”, Sabtu (08/12).
“Kita tau banyak bangunan bersejarah dan situs sejarah lainnya di Aceh untuk menarik wisatawan, baik lokal maupun asing, dan ini perlu dioptimalisasikan, maka 100 tahun gedung BI ini, kita laksanakan seminar ini, khususnya untuk menggugah semua pihak untuk pengembangan pariwisata,” lanjutnya.
Arifin menyebutkan, gedung Bank Indonesia pada dasarnya tetap berfungsi sebagai kantor Bank Indonesia, namun terbuka bagi pihak-pihak yang ingin melakukan kunjungan seperti dari Perguruan Tinggi maupun pelajar, bahkan kerap digunakan sebagai sasaran pengambilan gambar.
Pada kesempatan itu Arifin juga menyampaikan terkait dengan potensi wisata khusus di Banda Aceh yang harus terus dimaksimalkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Yang perlu perhatian dan langkah-langkah strategis dan fokus, misalnya bagaimana infrastruktur yang sudah ada dipelihara, kemudian kebersihan harus betul-betul di jamin sehingga tidak membuat risih bagi wisatawan, bagitu juga ketersediaan air dan penginapan,” pungkasnya.