Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil menyambangi Lapas Banda Aceh, di Lambaro, Aceh Besar, Aceh pasca-kaburnya 113 napi kabur. Dia mengaku sempat berbincang dengan beberapa napi yang berhasil diciduk kembali. Nasir menduga, aksi para tahanan ini sudah direncanakan sebelumnya.
“Tadi saya katakan sama Ka Kanwil, jangan-jangan memang mereka sudah rencanakan, tapi tidak terendus oleh pihak petugas. Kenapa direncanakan dari pengakuan napi yang sudah kembali yang sudah ditangkap, mereka mengatakan bahwa yang lari-lari itu mengancam mereka dengan kayu dan balok. Kalau nggak mau keluar dipukul,” kata Nasir kepada wartawan di Lapas Banda Aceh, Jumat (30/11/2018).
“Jadi mereka itu katanya, itu pengakuan mereka, mereka keluar itu, walaupun sebenarnya juga ada kemauan mereka sendiri mau keluar. Tapi ada peristiwa itu juga gitu, bahwa mereka juga dipukul, artinya itu memang sepertinya sudah direncanakan,” jelas Nasir.
Menurut Nasir, jika aksi tersebut dilakukan spontanitas, maka jumlah napi yang kabur diperkirakan lebih banyak. Namun yang kabur pada Kamis (29/11) sore kemarin hanya 113 orang.
“Kalau orang tidak rencanakan, kalau spontan itu tidak ada aba-aba, tidak ada ancaman, mereka lari semuanya keluar,” ungkapnya.
Namun Nasir tidak merincikan napi yang mengancam para napi lain sehingga kabur. Nasir berharap, insiden itu tidak terulang lagi di Lapas Banda Aceh.
“Jangan sampai terulang kembali, dan tentu ini membuat kredibilitas mau tidak mau, diakui atau tidak kredibilitas LP dipertanyakan oleh publik,” ucapnya.
Nasir berharap para napi yang kabur tersebut dapat ditangkap kembali. Dia juga mengimbau para napi agar segera menyerahkan diri. Pihak keluarga juga diminta kerjasamanya jika mengetahui keberadaan anggota keluarganya yang kabur untuk melapor ke petugas.
“Karena apapun ceritanya, sebelum mereka ditangkap kembali, itu akan menimbulkan keresahan. Berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat,” ujar Nasir. detik