Biasanya manusia mengasosiasikan rasa pahit sebagai bentuk peringatan bahwa hal yang kita makan/minum tersebut adalah racun atau berbahaya bagi tubuh, sehingga timbul keinginan untuk memuntahkannya. Namun, hal ini tidak berlaku bagi kopi. Banyak di antara kita yang bila tidak menyesap kopi merasa ada yang kurang di hari itu.
Faktanya, tidak semua orang menyukai rasa pahit yang ditawarkan oleh kopi. Studi mengungkapkan faktor genetik turut memengaruhi alasan seseorang menyukai minum kopi atau tidak.
“Mungkin kita berpikir, orang yang sensitif terhadap rasa pahit dari kopi akan mengonsumsinya lebih sedikit. Faktanya berlawanan,” kata peneliti senior Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago, Amerika Serikat, Marilyn Cornelis.
Dengan kata lain, tutur Cornelis, orang yang bisa merasakan bahwa kopi memiliki rasa pahit yang berbeda, dan ia malah bakal menganggap ‘ini minuman yang baik’. Hal ini seperti dilansir laman Live Science, Sabtu (16/11/2018).
Reaksi orang terhadap pahit
Pasti Anda pernah mendapati orang yang amat sensitif terhadap pahitnya daun pepaya atau pare. Bagi A pare itu tak terlalu pahit, sementara bagi B, pare tersebut pahit sekali.
Nah, menurut studi Department of Genetics and Computational Biology at the QIMR Berghofer Medical Research Institute, Brisbane, Australia orang-orang yang sensitif terhadap rasa pahit yang ada di sayuran hijau cenderung tak suka pahitnya kopi. Mereka lebih memilih minum teh daripada kopi seperti dikatakan Jue Sheng Ong.
“Genetik rupanya turut memengaruhi seseorang untuk menyukai minuman apakah itu teh, kopi, atau alkohol,” kata Jue Sheng Ong.
Lalu, orang yang sensitif terhadap rasa pahit di kubis Brussel, cenderung tidak minum alkohol.