DPRA : Nelayan Aceh Ditangkap Tentara Myanmar Bukan Mencuri

Legislator yang juga Anggota DPR Aceh Iskandar Usman Alfarlaky menegaskan, nelayan Aceh Timur yang ditangkap di Myanmar bukan mencuri ikan di negara itu.

“Mereka hanyut karena kapal yang mereka tumpangi kerusakan mesin. Jadi, mereka masuk ke perairan Myanmar bukan untuk mencuri ikan,” tegas Iskandar Usman Alfarlaky di Banda Aceh, Selasa.

Sebelumnya, 16 nelayan yang melaut dengan KM Bintang Jasa dari Kuala Idi, Aceh Timur, ditangkap dan ditahan di kantor polisi Kawthaung, Provinsi Tanintharyi, Myanmar, Selasa (6/11).

Ke-16 nelayan Aceh Timur yang ditangkap tersebut yakni Jamaluddin, Nurdin, Samidan, Efendi, Rahmat, Saifuddin, Nazaruddin, Syukri, Darman, Safrizal, Umar, M Aris, Jamaluddin, Sulaiman, M Akbar, dan Paiturrahman.

Politisi Partai Aceh daerah pemilihan Aceh Timur itu menyebutkan, belasan nelayan tersebut ditangkap Angkatan Laut Myanmar. Mereka ditangkap di perairan Myanmar, berbatasan dengan Thailand.

“Dari informasi yang kami terima, nasib ke-16 nelayan tersebut belum bisa ditemui. Untuk berjumpa dengan mereka harus ada izin dari Menteri Dalam Negeri Myanmar,” kata dia.

Menyangkut foto beredar memperlihatkan sekelompok orang diikat dan digiring yang menyebutkan mereka adalah nelayan Aceh, Iskandar Usman mendesak Pemerintah Aceh mengecek kebenaran foto tersebut.

“Kalau benar foto itu nelayan Aceh, maka sangat kami sayangkan. Mereka diikat dan digiring, seolah-olah mereka teroris. Padahal, mereka hanyut dan masuk perairan Myanmar,” ungkap Iskandar Usman Alfarlaky.

Oleh karena itu, Iskandar Usman mendesak Pemerintah Aceh berupaya memulangkan nelayan tersebut. Apalagi keluarga selalu menanyakan keadaan mereka karena mereka melaut sejak September lalu.

“Mereka harus segera diselamatkan dan dipulangkan ke Aceh. Saya bersama Anggota DPR Aceh daerah pemilihan Aceh Timur akan terus mengawal dan mengadvokasi pemulangan mereka,” kata Iskandar Usman. Antara

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads