Baitul Mal Aceh melatih sebanyak sepuluh warga Banda Aceh dan Aceh Besar lifeskill Teknik Bertani Hidroponik. Pelatihan berlangsung selama 13 hari sejak 1-13 November 2018 di Flora Garden, Cadek, Aceh Besar dan menggandeng Rumah Entrepreneur Indonesia (REI) sebagai mitra.
Selain mendapatkan materi Teknik Hidroponik, para petani juga mendapatkan peralatan kerja seperti mesin pompa air, pipa, dan beberapa alat pendukung lainnya, sehingga usai pelatihan para peserta langsung bisa mempraktikkannya di rumah masing-masing.
Kepala Baitul Mal Aceh Zamzami Abdulrani mengatakan sebagai lembaga resmi pemerintah yang menghimpun dan mengelola zakat menargetkan agar zakat yang dihimpun tersebut bisa dikelola secara produktif. Program-program yang bersifat produktif seperti beasiswa, pelatihan lifeskill, pemberian modal usaha, dan pemberdayaan ekonomi lain-lain.
“Target kita yaitu para penerima zakat ataupun masyarakat binaan Baitul Mal Aceh nantinya bisa mandiri secara ekonomi sehingga mereka bisa menjadi muzaki. Ini merupakan salah satu upaya kita dalam memotong rantai kemiskinan di masyarakat,” ujar Zamzami, Selasa (13/11/2018).
Ia mengatakan, dengan semakin banyaknya warga yang memperoleh keterampilan kecakapan hidup, otomatis akan meningkatkan taraf hidup masyarakat itu sendiri.
“Apalagi misalnya untuk tanaman hidroponik ini, bisa dilakukan di waktu-waktu senggang dan di lahan yang terbatas tanpa harus meninggalkan pekerjaan utama kita,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum REI, Faisal, mengatakan warga yang mendapat kesempatan mengikuti pelatihan ini terlebih dahulu telah diwawancarai. Hal ini sebagai bukti keseriusan dan komitmen mereka untuk mengikuti seluruh rangkaian pelatihan.
Secara teknis kata dia, para peserta mendapatkan pembekalan mulai dari cara merakit media tanam, teknik pembenihan, pemberian nutrisi tanaman, hingga cara memanen.
“Para peserta yang terdiri atas delapan perempuan dan dua pria ini konsisten mengikuti dari awal hingga akhir. Mereka terlihat semangat dan serius mengikuti setiap sesinya. Kita juga membawa mereka melihat langsung kebun hidroponik di Desa Lamdom,” ujar Faisal.
Selain pembekalan teknis, peserta juga diberikan materi mengenai strategi marketing dan bisnis. Hal ini menurutnya juga sangat penting sebagai salah satu kecakapan yang harus dimiliki oleh seseorang yang ingin mulai berwirausaha.
Melalui komunitas REI kata Faisal, para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk memperluas jaringannya. Mereka juga akan terus dibina secara berkelanjutan hingga benar-benar mandiri.
Sementara itu, salah satu peserta, Jamaliah, yang berasal dari Krueng Raya mengatakan, ia berharap pelatihan tersebut bisa terus berlanjut berupa pendampingan.
“Kami ingin menjadi pebisnis. Kami sudah mengerti apa itu hidroponik, bagaimana cara menanamnya, bagaimana cara merawat tanamannya, mudah-mudahan kami sukses mengembangkannya,” ujarnya.