Kepala BNN Kota Banda Aceh Hasnada Putra menyebutkan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh narkoba mencapai Rp. 1,5 T di Aceh setiap tahunnya.
“Estimasi kerugiannya mencapai Rp. 1,5 T di Aceh dalam setahun, itu data tahun 2017. Untuk data Indonesia kerugian mencapai Rp. 84,7 T. Sangat besar kehancurannya,” kata Hasnanda disela-sela razia Narkoba di SMA 1 Banda Aceh, Kamis (01/11).
Kemudian kata Hasnanda, narkoba juga menyebabkan pecandunya meninggal 20 sampai 40 orang setiap harinya. Data 2017, pecandu di Aceh mencapai 63.032 orang dengan mayoritas usia di kisaran 30 tahun.
“Untuk kota Banda Aceh belum kita temukan data pasti, nanti kami akan lakukan survey,” tambah Hasnanda.
Hasnanda juga manyampaikan apresiasi kepada Wali Kota yang memang memiliki komitmen yang kuat memberantas narkoba di Banda Aceh.
“Saya pikir Pak Wali sebagai seorang ekonom sangat paham kehancuran dari sisi ekonomi. Beliau menginginkan adanya pusat rehab dibangun di Banda Aceh. Tahun 2019 rencananya akan dibangun, mari sama-sama kita mendukung,” ajak Hasnanda Putra.
Sementara itu Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman yang turut hadir pada razia itu menyebutkan, narkoba harus diperangi dan di berantas di Banda Aceh. Wali Kota tidak ingin masa depan generasi muda di Banda Aceh akan hancur hanya karena narkoba.
“Karenanya Saya mengajak semua siswa untuk memerangi narkoba. Kalian harus berkontribusi, kalau kedapatan, apakah di sekolah, di kampung atau dimana saja tolong laporkan. Boleh lapor ke Saya langsung, BNN Kota atau Kepala Sekolah,” ujarnya.