Massa membakar Mapolsek Bendahara di Aceh Tamiang, Aceh setelah pengedar narkoba tewas. Pihak keluarga meminta polisi mengusut tuntas penyebab kematian AY yang dinilai tidak wajar.
“Keluarga meminta hasil visum dan anggota terlibat dalam kejadian ini harus ditindaklanjuti sesuai aturan hukum berlaku,” kata paman AY, Abdullah, saat dimintai konfirmasi wartawan, Rabu (24/10/2018).
Pihak keluarga menduga AY tewas karena mendapat penganiyaan selama ditahan di Mapolsek Bendahara. Hal itu dilihat dari sejumlah luka memar yang terdapat di sekujur tubuh AY. Bahkan tulang tangannya juga diketahui patah.
Jenazah AY sudah dimakamkan pihak keluarga pagi tadi di kampungnya di Kecamatan Banda Mulia, Aceh Tamiang. Pemakaman dilakukan setelah keluarga mendapat hasil visum dari rumah sakit.
“Hasil visum sudah keluar seperti dugaan kami adanya indikasi penganiayaan. Terkait dengan bekas luka di sekujur tubuhnya,” jelas Abdullah.
“Kami keluarga tetap bersikeras menduga kematian ini disebabkan karena adanya tindak kekerasan,” ungkap Abdullah.
Polisi mengaku masih menyelidiki penyebab tewasnya AY. Kapolsek dan anggota yang terlibat penangkapan pada Selasa 23 Oktober sedang diperiksa tim Propam.
“Masih (kita) selidiki penyebab tewasnya bandar sabu yang ditangkap itu,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Misbahul Munauwar, Rabu (24/10).
Seperti diketahui, massa mengamuk di Polsek Bendahara saat meminta pertanggungjawaban terkait tewasnya AY. Massa dan keluarga korban tidak terima karena di jasad korban terdapat luka memar. Emosi massa saat itu tidak terbendung sehingga merusak dan membakar Mapolsek. Akibatnya, gedung Polsek rusak parah, motor dirusak dan mobil patroli dibakar. Insiden itu terjadi pada Selasa (23/10) siang. detik