Politeknik Sultan Azlan Shah Perak Malaysia melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di Desa Durung Kacamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.
Kedatangan tim dari PSAS merupakan respon atas undangan Direktur Politeknik Kutaraja Banda Aceh beberapa waktu lalu. Sebanyak 11 orang yang terdiri dari 4 orang dosen, 6 orang mahasiswa, dan 1 orang alumni ikut dalam rombongan tersebut.
Setibanya di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) di Aceh Besar pada hari Senin (22/10), sekira pukul 08.00 Wib, rombongan PSAS langsung dijemput oleh Direktur Politeknik Kutaraja yang memang sudah menunggu di terminal kedatangan internasional Bandara SIM.
Rombongan PSAS yang diketuai oleh Marzuki bin Sepiaail, selaku penasihat program langsung diajak berkeliling beberapa lokasi bersejarah di Aceh. Diantara tempat yang dikunjungi antara lain: kuburan massal di Desa Siron, Meseum Tsunami, Masjid Raya Baiturrahman dan tempat-tempat objek wisata lainnya, sebelum akhirnya pada siang hari kegiatan CSR yang dipusatkan di Desa Durung dilakukan.
Menurut Marzuki bin Sopiaail yang juga alumni Universitas Islam Negeri Ar-Raniry itu, Kedatangan mereka ke Aceh dalam rangka silaturrahim dengan segenap sivitas akademik Politeknik Kutaraja, yang sebelumnya telah lebih dulu berkunjung ke PSAS Perak Malaysia minggu lalu. Jadi ini dapat dikatakan sebagai kunjungan balasan.
“Kegiatan pokok menurut undangan yang diterima PSAS adalah melaksanakan pelatihan e-learning bagi dosen, dan pengajar Politeknik Kutaraja. Namun untuk menambah eratnya hubungan PSAS dengan masyarakat Aceh, maka kita melaksanakan kegiatan CSR disini.Apalagi saya pernah menjadi pelajar di sini (Aceh maksudnya).” Kata Marzuki.
Adapun yang menjadi sasaran CSR Politeknik Sultan Azlan Shah di Aceh tahun ini adalah Surau Gampong Durung dengan memberikan sumbangan langsung kepada Imam Mesjid Gampong setempat dan diterima oleh Tgk Abdullah Adam senilai Rp10 juta. Program ini juga berbentuk sharing ilmu dengan santri yang berdomisili di desa setempat sebanyak 100 orang yang berusia 6-10 tahun bersama para pelajar dari PSAS.
Pelatihan E-Learning
Pelatihan E-Learning sendiri dilakukan pada hari ini Selasa, (23/10/2018), dalam agenda tersebut tim PSAS memberikan materi tentang pembelajaran menggunakan media internet dan aplikasi daring. Diharapkan dengan pengalaman mereka selama ini dapat menjadi benchmark bagi Politeknik Kutaraja dalam menerapkan pendidikan berbasis daring di era 4.0.
Pamateri, Darni binti Darmin, dan didampingi oleh seluruh tim, ada Marzuki bin Sepiaail, Anisah binti Nasib, Siti Nadiah binti Mohd Salim, memaparkan dihadapan peserta pelatihan tentang bagaimana memanfaatkan web 2.0 tools sebagai alat pembelajaran bagi generasi z (sebutan generasi millennial).
“Terdapat hampir 2000 aplikasi berbasis web yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar secara online. Dengan dukungan internet, smartphone, tools tersebut dapat dijadikan sebagai cara belajar yang sangat interaktif.” Kata Darni.
Diantara aplikasi berbasis web 2.0 yang dapat digunakan untuk belajar mengajar yang bersifat interaktif. Misalnya, padlet, blendspace, kahoot, freeze, dan socrative. Semua itu tergolong web 2.0 tools yang tidak perlu berbayar, namun jika menginginkan layanan premium tentu harus berbayar. Dan penggunaannya pun sangat mudah, tidak harus orang yang paham dengan bahasa pemograman web atau aplikasi.
“Didalam pelatihan E-Learning ini, dosen-dosen diajarkan cara menggunakan web 2.0 sebagai pengajaran dan pembelajaran atas talian (on-line)”, Jelas Darni dengan logat bahasa melayunya.yang kental.
Kolaborasi mahasiwa
Selain kegiatan CSR, pelatihan E-Learning bagi dosen-dosen Politeknik Kutaraja. Para pelajar PSAS juga berkongsi ilmu tentang penggunaan media sosial untuk kepentingan bisnis, dan termasuk bersosialisasi.
Pelajar PSAS berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka kepada mahasiswa Poltek Kutaraja tentang FB Ads dan IG follower. Pembelajaran ini diberikan secara teori, praktik, dan coaching secara online.
Mauliana Safitri (19 tahun), salah seorang mahasiswi Politeknik Kutaraja memandang kegiatan seperti ini sangat positif untuk menambah wawasan mahasiswa terhadap literasi digital. Menurutnya mahasiswa sekarang perlu memberdayakan dirinya sendiri dengan manfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mencapai prestasi dalam perkuliahan. Oleh karena itu, kehadiran teman-teman dari PSAS Perak Malaysia dapat memberikan motivasi kami dalam pembelajaran.
Akhiri lawatan
Setelah serangkaian kegiatan usai dilakukan, tim PSAS masih berkenan mengunjungi beberapa situs budaya paska tsunami, seperti kapal diatas rumah di Gampong Lampulo, Kapal Apung di Ulee Lheu, dan Tsunami Escape Building sebelum bertolak kembali ke Malaysia pada esok hari, Rabu (24/10/2018).
“Kita berharap semoga kunjungan jalinan kerjasama kedua Politeknik ini bisa terus berlanjut di masa-masa yang akan datang. Demi kemajuan pendidikan bagi generasi Aceh pada khusunya.” ulas Supriyanto, Direktur Politeknik Kutaraja, Aceh-Medan Indonesia sambil menutup pembicaraan.