Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengapresiasi kokohnya keyakinan pejudo tuna netra Indonesia asal Aceh, Miftahul Jannah, yang tidak mau melepas jilbab sehingga menyebabkan dirinya didiskualifikasi dari pertandingan Asean Paragames 2018 di kelas Judo 52 kg.
Atas sikap keyakinannya tersebut, Fraksi PKS DPR menghadiahkan umroh untuk atlet asal Aceh ini. “Kita semua haru dan bangga dengan semangat adik kita yang kokoh keyakinannya tidak mau melepas jilbab betatapa pun ia ingin membela dan mempersembahkan medali untuk bangsa ini. Adik kita ini dihadapkan pada dua pilihan yang sulit hingga akhirnya memutuskan untuk memenangkan keyakinannya. Kita bangga dan untuk itu kita hadiahkan umroh untuk ananda Miftahul Jannah,” kata Jazuli.
Anggota Komisi I ini bukan tanpa alasan mengungkapkan kebanggaan dan pujiannya. Selain karena keyakinan agama yang Ia pegang teguh, Miftahul konsisten mengamalkan Pancasila sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dan memegang teguh UUD 1945 Pasal 29 Ayat 1 tetang kemerdekaan memegang keyakinan beragama.
“Meski gagal membela bangsa di cabang judo, Miftahul menunjukkan kepribadian bangsa Indonesia yang kuat dan berkarakter dalam memegang keyakinan agama sesuai Pancasila dan UUD 1945. Kita semua layak bangga dan menjadikannya teladan,” ungkap Jazuli.
Sementara itu Tuanku Muhammad selaku Koordinator PKS Muda Aceh mengapresiasi keteguhan Miftahul Jannah dalam memilih untuk tidak mau bertanding jika harus melepas penutup kepala.
“Maka melihat Miftahul Jannah rela membuang kesempatan ini dengan memilih mundur untuk mempertahankan identitasnya sebagai seorang Muslimah, sungguh tindakan ini harus diapresiasi dan dijadikan teladan oleh generasi muda Islam saat ini.” Kata Tuanku.
Disamping itu, Tuanku Muhammad juga mengharapkan agar selepas ini Miftahul Jannah diberikan apresiasi dan dukungan oleh segenap masyarakat Indonesia terkhusus masyarakat dan pemerintah Aceh.
“Saat ini krisis identitas sebagai seorang muslim semakin kita rasakan. Ada banyak pemuda dan pemudi Muslim yang minder dengan tetap mempertahankan auratnya. Dengan adanya aksi Miftahul Jannah ini, semoga semakin banyak generasi muda Islam yang tergugah untuk tetap percaya diri dan teguh dalam mempertahankan identitasnya sebagai seorang Musli,” Tambah Tuanku.
Ditempat terpisah Wakil Bupati Aceh Barat Daya Muslizar memuji keputusan yang diambil Miftah. Perempuan tunanetra kelahiran 21 tahun lalu itu memilih tidak bertanding dibanding harus membuka hijab.
“Sikapnya membuat kami bangga. Ini melebihi ratusan, bahkan ribuan, medali emas yang hendak dia persembahkan buat daerah, bahkan negara Indonesia,” jelas Muslizar.