Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah melantik Haizir Sulaiman sebagai Direktur Utama PT Bank Aceh Syariah Periode 2018-2022, menggantikan Busra Abdullah yang meninggal dunia akhir 2017 silam.
Nova menjelaskan, penunjukan Direktur Utama Bank Aceh telah dilakukan sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam AD/ART, serta mengacu pada UU Perseroan Terbatas dengan tetap mempertimbangkan berbagai hal sebagaimana ketentuan yang berlaku.
“Penunjukan Sdr. Haizir Sulaiman sebagai calon Direktur Utama diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) tanggal 28 Februari 2018, dan telah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisioner OJK nomor KEP-141/D.03/2018, tanggal 6 Agustus 2018,” ujar Nova.
Nova berharap dibawah kepemimpinan Haizir Sulaiman sebagai Dirut, Bank Aceh akan terus tumbuh berkembang dan mampu menjadi salah satu Bank Umum Syariah yang terbaik di Indonesia.
Nova meminta kepada Direktur Utama PT. Bank Aceh yang baru supaya bekerja lebih profesional dengan semangat yang tinggi yang didukung dengan komitmen, integritas, loyalitas dan kompetensi yang tinggi pula. Melalui leadership yang kuat dan koordinasi yang berjalan baik.
“Saya minta Sdr. Direktur Utama dapat segara melakukan berbagai upaya konsolidasi internal dan pembenahan dalam rangka penguatan manajemen dan kelembagaan dengan memastikan seluruh unsur di dalam struktur organisasi Bank Aceh berada dalam satu teamwork yang solid,” lanjutnya.
Nova mengingatkan, untuk mendapatkan posisi sebagai Direktur Utama PT. Bank Aceh Syariah bukanlah pekerjaan mudah. Para pemegang saham harus melakukan evaluasi dan kajian secara spesifik dan komperehensif guna mendapatkan figure yang handal dengan talenta yang mumpuni. Dari beberapa kandidat yang diusulkan oleh komite nominasi/renumerasi, sebenarnya semuanya telah memenuhi syarat dengan kompetensi yang memadai. Selain itu calon Direktur juga melalui proses seleksi yang lebih terukur.
“Kami yakin dan percaya, hanya orang yang punya semangat juang dan kerja keras yang tinggi, yang mampu memimpin bank kebanggaan rakyat Aceh ini. Oleh karenanya, selain harus melalui fit and proper test dari OJK, ada kriteria lain yang harus dinilai, termasuk soal ketaatan pada Syariat Islam, moralitas, loyalitas dan track record dari masing-masing kandidat. Makanya penilaian terhadap masing-masing kandidat tidak hanya melibatkan para pemegang saham, tapi juga ada pihak lain yang terkadang bekerja secara rahasia,” tambahnya.
Sebagai Kepala Pemerintahan Aceh, Nova juga berharap Manajemen Bank Aceh ke depan lebih tanggap menghadapi berbagai perubahan iklim makro dan mikro di era persaingan global ini, sehingga Bank Aceh mampu bersaing menghadapi perkembangan ekonomi dan teknologi di dunia perbankan yang semakin kompetitif.
Nova menjelaskan, dalam perjalanan Bank Aceh beberapa waktu belakangan ini, harus diakui bahwa kemajuan demi kemajuan telah berhasil dicapai dengan baik. Pertumbuhan terus menunjukkan trend yang positif. Sampai akhir September 2018, Total Asset Bank Aceh telah mencapai Rp.24, 7 triliun, dengan penghimpunan dana pihak ketiga sebesar Rp.21,7 triliun dan penyaluran aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan sebesar Rp.13,0 triliun dengan penyertaan modal sebesar Rp. 1.04 triliun.
Selanjutnya perolehan Laba juga sangat menggembirakan, mencapai Rp.422 milyar. Demikian pula rasio kecukupan modal (KPMM) mencapai 18,66%, jauh melampaui batas yang disyaratkan oleh regulator sebesar minimal 8 persen.
“Kondisi ini menunjukkan sinyal semakin kuat dan handalnya kinerja bank milik rakyat Aceh ini, yang tentunya berkat dukungan dan kepercayaan dari seluruh nasabah dan masyarakat serta stakeholder lainnya. Kita berharap, tren positif ini akan terus dipertahankan dan ditingkatkan secara berkesinambungan, sehingga dari tahun ke tahun, kita terus melihat perkembangan yang menggembirakan, dan tentu dengan kontribusi yang lebih optimal kepada masyarakat dan Pemerintah Aceh dari bank yang kita cintai ini,” lanjutnya.
Nova juga meminta perhatian Direktur Utama untuk memprioritaskan beberapa program, khususnya terkait dengan penyaluran pembiayaan usaha produktif, terutama di sektor UMKM, guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan tersedianya lapangan kerja yang dapat mendorong perbaikan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Aceh. Pengembangan dan pelayanan dengan sistem syariah juga perlu terus ditingkatkan, mengingat Aceh merupakan daerah yangmenerapkan Syari ’at Islam dalam kehidupan masyarakatnya.
“Bank Aceh ini adalah milik kita semua masyarakat Aceh, karena itu, keberadaan dan eksistensinya akan sangat tergantung pada seberapa besar dukungan masyarakat kepada Bank ini. Saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi atas dukungan yang telah diberikan selama ini kepada Bank Aceh dengan tetap berharap akan terus ditingkatkan lagi di masa depan. Dan pada hari ini kami secara resmi menitipkan harta karun rakyat Aceh ini pada pak Hazir,” pungkas Nova.