Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyerukan instansi pemerintah, Aparatur Sipil Negara (ASN), sektor swasta, beserta seluruh komponen masyarakat, agar bahu-membahu membantu korban bencana Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Hal ini disampaikan Kepala Biro Humas dan Prokol Setda Aceh Rahmad Raden, kepada awak media, Rabu (03/10).
Menindaklanjuti seruan tersebut, jelas Rahmad, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teungku Ahmad Dadek menggelar rapat koordinasi bertajuk Aceh Peduli Korban Bencana Palu dan Donggala, Senin (1/10).
Rapat koordinasi ini menyepakati penggunaan Rekening Khusus Gempa dan Tsunami Palu di BRI KPC Penayong, No: 2056-01-000365-30-2, mengaktifkan Media Center di Biro Humas Setda Aceh, dan mempersiapkan para relawan untuk menuju lokasi bencana.
Menurut mantan Kepala Bagian Protokol Setda Aceh itu, rekening ksusus ini memberi kemudahan bagi semua pihak untuk menyalurkan donasi terbaiknya, dan akan diteruskan kepada para korban di Palu, Sigi, Donggala, dan wilayah bencana lainnya di Sulawesi Tengah.
Donasi yang terkoordinasi dalam satu wadah seperti ini, jelas Rahmad lebih lanjut, akan lebih berdaya guna bagi masyarakat Sulteng. Pada masa panik Aceh bisa membantu korban secara optimal. Sedangkan pada saat rehabilitasi dan rekontruksi nanti, Aceh bisa meninggalkan sesuatu yang berkesan lama di sana, seperti Masjid Jamik atau Pesantren Terpadu Aceh, jelasnya.
“Kita bisa berbuat lebih banyak untuk korban bila donasinya terkoordinasi dengan baik,” kata Rahmad.
Selain membuka rekening khusus, lanjutnya, Pemerintah Aceh akan menggalang donasi dari pejabat dan staf instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat. melalui acara amal, maupun pada area bebas kenderaan (car free day), bersama para relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Aceh, dan para reelawan lainnya yang ingin bergabung, katanya.
Rahmad melaporkan, donasi yang telah terkumpul per 1 Oktober 2018 pukul 16.00 Wib, sebesar Rp.301.995.000. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Rahmad merasa yakin sumbangan masyarakat Aceh akan terus meningkat karena dapat merasakan bagaimana duka kita saat tsunami 2004, dan bagaimana kepedulian masyarakat dunia kepada Aceh saat itu.
“Luka Palu dan Donggala merupakan duka kita dan kini saatnya membantu saudara-saudara kita di sana,” ujar Rahmad sendu.
Media Center dan Relawan
Sementara itu, Rahmad mengatakan telah mengaktifkan Media Center di Biro Humas dan Protokol Setda Aceh. Media Ceter itu menjadi wadah bagi masyarakat untuk melaporkan bila ada keluarganya di Sulawesi Tengah, melalui Telp/WA : 08116-88-66-55. Tim Media Center akan berusaha mencari tahu keadaanya pascabencana melalui koordinasi dengan instansi terkait di Sulawesi Tengah.
Selain itu, lanjutnya, Pemerintah Aceh akan mengirimkan sejumlah relawan yang telah menyatakan kesiapannya menuju wilayah bencana, seperti Palu, Sigi, dan Donggala. Para relawan itu antara lain dari Tagana sebanyak 10 orang, ACT sebanyak 5 orang, dan dari BPBA sebanyak 3 orang.
Para relawan yang hendak turun kelokasi bencana seyogyanya telah mempersiapkan diri secara fisik, mental, finansial, dan logistik lainnya karena Pemerintah Aceh tidak memiliki anggaran untuk memfasilitasinya saat ini.
“Relawan yang hendak membantu korban bencana harus mempersiapkan finansial dan logistik yang memadai agar dapat membantu korban secara optimal,” tutup Rahmad.
Rapat koordinasi yang digelar di Aula BPBA Aceh itu dihadiri, antara lain Kepala Dinas Sosial Aceh, Kepala Biro Humas dan Protokol Aceh, Tagana, Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), relawan Aksi Cepat Tanggap, Ketua Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), Ketua Forum Jurnalis Aceh Peduli Bencana, dll