Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Aceh menuntut impor beras dihentikan karena hanya akan merugikan petani dalam negeri.
Tuntutan tersebut disampaikan seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pertanian pada unjuk rasa di Gedung DPR Aceh di Banda Aceh, Senin.
Sebelum berunjuk rasa di Gedung DPR Aceh, massa mahasiswa menggelar aksi yang sama di bundaran Simpang Lima, Banda Aceh. Dalam aksi tersebut, massa mahasiswa juga menyampaikan tuntutan serupa.
Aditya Siddik, koordinator aksi, menyatakan, impor menyebabkan harga beras petani lokal menjadi rendah. Apalagi ke depan akan ada panen raya, sehingga pasokan beras semakin banyak.
“Jika impor beras tetap dilakukan, maka harga besar petani menjadi murah, sehingga petani tidak kunjung sejahtera,” kata dia dalam orasinya disambut yel-yel pengunjuk rasa lainnya.
Aditya menyebutkan, aksi turun ke jalan yang mereka lakukan sebagai bentuk keprihatinan terhadap realita yang terjadi di sektor pertanian secara nasional, khususnya di Aceh.
Selain impor beras, lanjut dia, persoalan alih fungsi sawah juga belum ada solusinya. Areal persawahan semakin kecil. Karena itu, penghentian impor beras dan alih fungsi sawah untuk mewujudkan kedaulatan pangan di Aceh.
“Kami juga menuntut pemerintah mewujudkan reformasi agraria dengan memberdayakan petani serta pembentukan industri terpadu yang akan memajukan sektor pertanian,” ujar Aditya.
Sementara itu, Anggota DPR Aceh Nurzahri ?mengapresiasi aksi mahasiswa yang menyampaikan aspirasi para petani. Aspirasi petani tersebut akan diperjuangkan dalam pertemuan di lembaga legislatif tersebut.
“Kami akui bahwa persoalan pertanian semakin beragam di tengah semakin pentingnya peran petani. Apa yang mahasiswa sampaikan ini akan kami perjuangkan di lembaga dewan,” kata dia.
Di antara persoalan itu, sebut dia, alih fungsi sawah. Alih fungsi sawah ini tidak hanya mengecilkan luas sawah, tetapi juga mengancam ketahanan dan kedaulatan pangan
“Kami akan coba cari solusinya. Misalnya ada lahan pengganti jika areal sawah terkena pembangunan seperti jalan. Berapa luas sawah yang terkena pembangunan harus diganti dengan jumlah yang sama,” kata Nurzahri.
Massa mahasiswa akhirnya membubarkan diri usai menyampaikan tuntutannya. Unjuk rasa tersebut mendapat pengawalan ketat puluhan polisi dan personel Satpol PP. Antara