Pacu kuda tradisional Gayo yang di gelar di lapangan Hasan Gayo, Blang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah telah berakhir Minggu kemarin (23/9/2018). Dalam even ini, tuan rumah Aceh Tengah meraih Juara Umum.
Even ‘sakral’ masyarakat Gayo yang digelar menyambut Perayaan HUT RI ke-73 ini juga merupakan serangkaian dalam agenda Gayo Alas Mountain Internasional Festival 2018 (Gamifest).
Pacuan Kuda tradisional masyarakat Gayo ini bisa dinikmati wisatawan setiap tahunnya di Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Pacuan Kuda Tradisional sendiri salah satu even tahunan yang tercatat di kalender even Disbudpar Aceh.
Pacu kuda atau lomba kuda tradisional tahun ini diikuti sebanyak 354 ekor kuda yang datang dari 3 kabupaten bersaudara, Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Dengan rincian Aceh Tengah sebanyak 178 ekor, Bener Meriah 112 ekor, dan Gayo Lues 64 ekor.
Pada penutupan Minggu kemarin, kuda yang juara umum di pegang oleh Aceh Tengah dan disusul oleh kuda dari Kabupaten Bener Meriah.
Tim teknis pacuan kuda Anugerah Fitriadi, menyebutkan gelar juara umum kali kembali lagi kepada kabupaten Aceh Tengah, Aceh Tengah meraih 1 satu pada kelas yang diperlombakan pada even kali ini.
“Aceh Tengah meraih juara 1 pada kelas F Muda, F Tua, D Muda, D Tua, C Muda, B Muda, B Tua dan C Perdana, total delapan juara 1,” sebut Fitra, selesai pertandingan semua kelas di final.
Sedangkan, dua kabupaten lainnya, yakni Gayo Lues hanya meraih 4 gelar juara 1 di kelas E Tua, C Tua, A Tua dan AB Perdana. “Bener Meriah meraih dua gelar juara 1 yakni pada kelas E Muda dan A Muda,” sebutnya lagi.
Dia menambahkan Gayo Lues hanya meraih 4 juara, sedangkan Bener Meriah juara 1 di kelas E muda.Gelar juara kali ini kata Fitra, memang harus jatuh kepada Aceh Tengah, karena kabupaten ini banyak memiliki kuda kuda juara.
“Dua kabupaten lainnya, yakni Bener Meriah dan Gayo Lues hanya meraih masing-masing dua hingga empat gelar juara satu. Galus Juara 1 di kelas E Tua, C Tua, A Tua dan AB Perdana. Sedangkan Bener Meriah juara 1 di kelas E Muda dan A Muda,” papar Fitra.
Dalam pidato penutupan Pacuan Kuda Tradisional, Bupati Shabela berharap banyak daerahb di Aceh hang berpartisipasi pada even Pacuan Kuda Tradisional di daerahnya ini. Sehingga pacuan kuda tradisional gayo, masuk dalam agenda olah raga dan Pariwisata Aceh setiap tahun.