Bakal calon Wakil Presiden Ma’ruf Amin menjadi salah satu pembicara dalam Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Auditorium Fakultas Ekonomi Unsyiah Darussalam, Banda Aceh, Rabu, (19/09).
Dalam pemaparannya Ma’ruf yang juga ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menyampaikan perihal pentingnya arus baru ekonomi Indonesia untuk menghilangkan disparitas atau kesenjangan antar daerah di Indonesia.
Ma’ruf mengklaim arus baru itu sudah dirintis oleh Presiden Jokowi dengan membangun infrastruktur, bandara, pelabuhan, mempersamakan harga, serta menumbuhkan produk unggulan daerah.
“Kita harap melalui arus baru ini tidak terjadi kesenjangan antara satu daerah dengan daerah lain sehingga daerah tidak ada yang tidak puas atas perhatian pemerintah,” ujarnya dihadapan mahasiswa Unsyiah.
Selain itu menurut Rais Am NU ini, arus baru ekonomi Indonesia juga harus mampu memberikan nilai tambah terhadap produk-produk daerah sehingga mampu bersaing secara global.
“Harus kita ubah, nilai tambah itu harus kita berikan kepada masyarakat kita sendiri bukan kepada pihak lain, dengan demikian maka disparitas ini kita hilangkan,” lanjutnya lagi.
Ma’ruf menyampaikan untuk mencapai arus baru ekonomi Indonesia itu ada sejumlah hal yang perlu menjadi perhatian, misalnya menghilangkan konflik ideologi dengan menjadikan Pancasila sebagai titik temu, sehingga aspek ideologi ini selesai. Selanjutnya membangun kondisi politik yang sehat.
“Saat pilpres boleh gaduh tapi jangan terus menerus gaduh. Misalnya ganti presiden ganti presiden,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Ma’ruf juga menyampaikan perihal keputusan Jokowi yang memilih dirinya sebagai bakal calon wakil presiden 2019-2024, meskipun semua orang tau bahwa dirinya sangat tua.
“Jadi saya tidak kampanye, saya ini Cawapres yang dipilih Pak Jokowi, semua orang tau bahwa saya tua, mungkin beliau nyaman didampingi orang tua. Tapi saya ingin membantu pak Jokowi untuk membuat landasan yang kuat supaya 2024 ketika kita mewarisi negara ini sudah tidak ada disparitas itu,” lanjut Ma’ruf.
Selain menjadi pemateri Forum Riset EKONOMI dan Keuangan Syariah yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK), selama berada di Aceh, Ma’ruf Amin juga menggelar pertemuan dengan Aswaja, serta pengurus NU dan tokoh masyarakat pada malam harinya.