Pencapaian imunisasi vaksin Measles Rubella (MR) di Provinsi Aceh masih terendah se-Indonesia. Jumlah anak-anak yang baru divaksin di Tanah Rencong yaitu sekitar 100 ribu anak dari total 1,5 juta anak.
“Saat ini Aceh provinsi paling rendah (imunisasi MR) cakupannya hanya 7 persen. Kita harapkan cakupan 90 persen. Untuk vaksin MR di Aceh adalah 1,5 juta yang harus divaksin tapi (sekarang) baru sekitar 100 ribu anak,” kata Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Aceh dr Aslinar kepada wartawan, Selasa (11/9/2018).
Menurutnya, kasus penyakit campak dan rubella sudah mulai ditemukan di Aceh. Khusus untuk kasus rubella yaitu lahirnya anak-anak dengan sindrom rubella kongenital yang menyebabkan bocah mengalami gangguan pendengaran, mata katarak dan bocor jantung.
Penyebabnya karena sang ibu menderita penyakit campak semasa hamil dengan gejala demam, ruam kemerahan di tubuh. Jika campak ini menyerang pada semester pertama hamil, kata Aslinar, bisa menyebabkan keguguran atau lahir anak dengan kelainan.
“Dan kasusnya di Aceh sudah ada, sudah ril terjadi,” jelas dokter Spesialis Anak tersebut.
Dia berharap Pemerintah Aceh kembali melanjutkan program vaksin MR yang sempat terhenti setelah ada instruksi dari Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah. Menurutnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) saat ini sudah mengeluarkan fatwa bahwa penggunaan vaksin MR hukumnya mubah dan boleh digunakan.
“Vaksin MR ini bisa memutus mata rantai dari penyakit rubella. Kita sangat mengimbau imunisasi vaksin MR ini bisa berjalan di Aceh bisa langsung di jalankan kembali,” ujarnya.
Sementara seorang ibu yang terkena rubella di Aceh, Rita Yana (34) berharap agar anak-anak di Tanah Rencong divaksin rubella semua. Soalnya, jika virus penyakit menular ini sudah menyerang tubuh, sangat sulit untuk disembuhkan.
“Ayo lah ibu-ibu kita potong mata rantai dari campak rubella ini. Jangan sampai ada Shafa dan Husnul lain. Sedih bu, bukan masalah virus ini gratis, tapi kami sudah menghabiskan uang banyak untuk pengobatan mereka. Bahkan saya sudah bawa Shafa ke Malaysia. Mereka bukan sakit tapi butuh terapi seumur hidup,” ucap Rita yang juga anaknya terkena dampak rubella. detik