Sebanyak 30 anak dari keluarga muallaf tingkat SLTP dan SLTA mendapatkan beasiswa penuh dari Baitul Mal Aceh (BMA) tahun 2018. Ke-30 anak muallaf tersebut sudah mulai masuk ke pesantren-pesantren mitra Baitul Mal Aceh.
Kepada anak muallaf yang menerima beasiswa ini ditanggung penuh semua keperluan selama di pesantren seperti uang transportasi dari daerahnya, perlengkapan sekolah, uang masuk, SPP, biaya buku bacaan, dan uang jajan mereka setiap bulannya.
“Untuk tahun 2018, dana zakat yang dianggarkan untuk 30 anak muallaf tersebut yang baru masuk sekolah sebesar Rp387 juta,” ujar Kepala Baitul Mal Aceh, Zamzami Abdulrani yang didampingi Kepala Sekretariat Muhammad Iswanto, Rabu (05/09/2018) usai penyerahan perlengkapan sekolah
Anak muallaf penerima beasiswa tersebut diprioritaskan bersal dari daerah rawan akidah yang berbatasan langsung dengan Sumatra Utara seperti Aceh Tenggara. Subulussalam, Aceh Tamiang, Aceh Singkil, dan Simeulue. Namun juga ada dari Aceh Besar dan Banda Aceh.
Zamzami menambahkan, beasiswa tersebut diberikan kepada anak muallaf ini untuk membentengi akidah mereka. Apalagi masih banyak dari mereka yang dibujuk oleh keluarganya yang masih nonmuslim untuk kembali ke agama sebelumnya dan berjanji akan menyekolahkan anak-anaknya.
“Oleh karena itu mereka harus diselamatkan sebelum terpengaruh dengan ajakan keluarga mereka,” kata Zamzami.
Selain untuk membentengi akidah mereka, juga membantu beban ekonomi orang tuanya yang tak sanggup menyekolahkan mereka. Sehingga ketika mereka dewasa nanti mampu mengajarkan adik-adiknya ilmu agama.
“Untuk pesantren yang bermitra dengan BMA yaitu pesantren yang ada program sekolah dan pengajian, seperti Nurul Fikri Seulimum, Daruzzahidin, dan Islamic Solidarity School (ISS),” tambahnya.
Selanjutnya Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh, Muhammad Iswanto mengatakan, program pemberdayaan muallaf melalui pendidikan ini merupakan program rutin Baitul Mal Aceh setiap tahunnya. Bantuan seperti ini untuk menekan angka putus sekolah dan memutuskan mata rantai kemiskinan di Aceh, sehingga ia tak mewarisi kemiskinan dari orang tuanya.
Beasisawa penuh muallaf sudah ada sejak tahun 2012. Hingga saat ini jumlah anak muallaf yang sudah disekolahkan Baitul Mal Aceh sebanyak 182. Dari jumlah tersebut sebanyak 62 orang sudah lulus, sedangkan sisanya masih dalam pendidikan.
“Setiap tahun kita surati Baitul Mal Kabupaten/kota untuk mengirimkan data anak-akan muallaf di daerah rawan akidah untuk kita verifikasi, setelah diputuskan layak, mereka langsung disekolahkan.” Tutup Iswanto.