Deklarasi #2019ganti presiden generasi muda PKS Aceh yang rencananya digelar pada Sabtu 01 September 2018 ditunda. Acara yang sama direncanakan akan digelar pada 30 September 2018 mendatang.
Hal demikian disampaikan Ketua Panitia Deklarasi Mustafa MY Tiba pada Konferensi Pers di Banda Aceh, Jumat (31/08) sore.
Musatafa mengatakan panitia deklarasi sudah menyiapkan sejumlah agenda untuk hari deklarasi yang rencananya akan dihadiri oleh Inisiator tagar 2019 ganti Presiden Mardani Ali Sera, Anggota DPR RI asal Aceh M Nasir Djamil dan Anggota DPD RI asal Aceh Rafly.
Namun setelah berdiskusi dengan banyak pihak, termasuk tokoh-tokoh masyarakat, pihaknya dengan sangat menyesal menunda kegiatan tersebut.
“Kita perkirakan peserta yang akan hadir dan konfirmasi mencapai 10 ribu orang, padahal sebelumnya kami menargetkan sekitar 2 ribu peserta. Namun kami menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas tertundanya deklarasi ini,” ujarnya didampingi panitia lainnya Farid NU dan Erlanda.
Namun demikian Ia mengakui penundaan itu sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan aksi demo penolakan yang dilakukan oleh segelintir masyarakat dan juga video ancaman dari sejumlah pria bersebo seperti yang viral di media sosial.
“Apalagi kegiatan deklarasi 2019 ganti presiden ini adalah sah dan tidak melanggar konstitusi, hal itu juga disampaikan baik oleh KPU maupun Bawaslu, namun sebagai partai politik kita ikuti prosedurnya, termasuk izin-izin dari pihak terkait,”lanjutnya.
Selain itu penundaan juga terkait dengan izin dari pihak kepolisian. Karena menurutnya izin dari Polisi membutuhkan rekomendasi dari pemko Banda Aceh. Dan Pemko Banda Aceh menolak untuk memberikan rekomendasi.
“Dengan sangat menyesal kami meminta maaf kepada semua pihak terutama panitia yang sudah bekerja siang malam mempersiapkan acara, bahkan Mardani sudah beli tiket, Rafly sudah mempersiapkan lagu ganti presiden versi Aceh, tapi atas pertimbangan berbagai pihak acara ini kita tunda terlebih dahulu,” imbuhnya.
Sementara terkait dengan demo penolakan deklarasi ganti presiden dan video ancaman pria bersebo bukan digerakkan oleh masyarakat Aceh. Karena menurutnya, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan dari kegiatan tersebut, karena sejarah mencatat setiap kegiatan yang digelar pihaknya tidak pernah ricuh.
“ Saya yakin ini bukan orang Aceh, sama sekali bukan karakter rakyat Aceh, dan sekali lagi kami menunda ini bukan karena itu, karena kita melihat Aceh kondusif,” ujarnya lagi.