Menteri Agraria dan Tata Ruang RI, Sofyan Djalil merasa bangga bisa menutup kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA ke 7) di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Rabu malam (15/8/2018).
Ia menyebutkan, PKA ini cukup bergema hingga ke pelosok Aceh.
Hal itu dikatakan Sofyan Djalil saat menutup secara resmi pergelaran PKA yang dimulai sejak tanggal 05 Agustus 2018 lalu. Ia juga berpesan agar PKA berikutnya bisa lebih meriah lagi dan dapat mendongkrak wisatawan ke Aceh.
“Saya rasa PKA berikutnya segera ditingkatkan. Pekan Kebudayaan Aceh kali ini cukup bergema hingga ke pelosok Aceh dan semoga menjadi kegiatan rutin,” katanya.
Menurut putra Aceh ini, PKA merupakan cara Aceh untuk menjaga dan mempertahankan budaya lokal yang telah turun temurun dilakukan. Meskipun arus modernisasi menerpa masyarakat Aceh saat ini, tetapi budaya masih melekat dan terjaga dengan rapi.
Ia tak menampik, meski budaya dan adat Aceh mulai terkikis, kehadiran PKA mampu mengembalikan marwah adat dan budaya Aceh. Sehingga, saat ini masih bisa disaksikan lewat event empat tahunan tersebut.
“Hari ini banyak yang mulai hilang, inilah fungsi PKA di Aceh, menjaga budaya agar ini tidak hilang,” ujarnya.
Memang, mempertahankan budaya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menurutnya, perlu adanya dorongan dari instansi terkait yang menekankan pentingnya pembelajaran budaya sejak usia dini.
Jika itu berjalan baik, pertunjukan budaya bisa berjalan seiringan dengan pembangunan. Bahkan, bisa menarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Aceh karena budaya dan bukan semata-mata karena destinasi wisatanya saja yang eksotis.
“Saya berharap PKA berikutnya bisa dikemas dalam cara yang lebih menarik lagi ,sehingga bisa menjadi daya tarik. Dan Aceh bisa menjadi daerah yang dikenal secara budaya,” pungkasnya.
Usai menutup PKA ke 7, Sofyan Djalil langsung menuju lokasi pertunjukan meriam dari bambu, iapun tak sungkan untuk meledakkan meriam itu bersama Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, Wakapolda Aceh dan Pangdam Iskandar Muda.