Kabupaten Aceh Selatan tampil sebagai juara umum pada pagelaran Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VII, Prestasi ini merupakan kedua kalinya diperoleh negeri penghasil pala setelah 2004 silam.
Penutupan ajang kebudayaan Aceh 4 tahunan itu, berlangsung di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh sejak 5 hingga 15 Agustus 2018.
Setelah hampir selama 1 dekade menunggu Aceh Selatan kembali mengulang sejarah prestasi dalam PKA yang telah lama diimpikan. Hasil penilaian akhir, tim dewan juri memutuskan Aceh Selatan keluar sebagai juara umum dengan perolehan nilai sebanyak 1870.
Sementara Aceh Besar, peraih juara umum PKA 2014 lalu menempati posisi kedua dengan nilai 1820 poin. Sementara di urutan ketiga diikuti kota Banda Aceh dengan meraih 1740 poin.
Kemudian juara harapan I diperoleh kabupaten Bireuen dengan 1520 point, disusul Aceh Tengah sebagai juara harapan II, 1510 point, dan harapan ke III diperoleh kabupaten Aceh Barat dengan nilai 1100 poin.
Keputusan itu dibacakan Ketua Dewan Juri, Prof Hazaruddin Awe pada malam penutupan di arena panggung utama Taman Ratu Safiatuddin.
Pada PKA ke IV Agustus 2004 lalu pemerintah Aceh telah menetapkan Taman Ratu Safiatuddin sebagai venue utama pelaksanaan PKA. Pesta rakyat yang sempat berhenti hampir selama 16 tahun tersebut, akhirmya kembali dapat dinikmati rakyat Aceh. Pada saat itu, Aceh Selatan berhasil mengukir sejarah sebagai juara umum.
Meski demikian, pada PKA ke V tahun 2009 silam paska bencana alam gempa dan tsunami Aceh. Kontingen Aceh Selatan memutuskan untuk mundur dikarenakan rasa kekecewaan lantaran presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) batal mengunjungi anjungan mereka yang merupakan sebagai peraih juara umum pada 4 tahun sebelumnya.
Keputusan mundur itu diputuskan setelah hasil musyarawah dengan tokoh masyarakat Aceh Selatan. Pada saat itu, pemerintah Aceh Selatan merasa kecewa karena anjungan mereka telah dijanjikan didatangi SBY namun Alhasil, presiden hanya mengunjungi stand dan anjungan lainnya yang tidak termasuk dalam jadwal.
Pj Bupati Aceh Selatan, Dedy Yuswadi AP, mengatakan prestasi yang diperoleh merupakan hasi dari penantian panjang. Kata dia, tampil sebagai juara umum pada PKA VII kali ini merupakan hasil kerja keras panitia dan seluruh masyarakat Aceh Selatan sejak lama.
“Alhamdulillah, ini prestasi yang luar biasa setelah menunggu cukup lama. Atas nama pemerintah Aceh Selatan kami memberikan apresiasi kepada seluruh panitia dan peserta atas usaha maksimal yang telah dipersiapkan sehingga berhasil mendapatkan juara 1 sekaligus juara umum,” kata Dedy, usai menerima penghargaan, Rabu (15/8).
Mudah-mudahan prestasi ini bisa menjadi motivasi untuk pengembangan kebudayaan di Aceh Selatan khususnya. Dedy menjelaskan, persiapan yang dilakukan sebelum menuju ke Banda Aceh berlangsung selama kurun waktu 2 bulan. Meski begitu, hasil yang diperoleh sangat maksimal.
Selama proses berlangsung PKA, anjungan Aceh Selatan lebih menonjolkan pada sisi budaya pelaminan. Di mana pihaknya menampilkan tiga jenis pelaminan budaya Kluet, Jamee, dan Aceh. Serta benda-benda bersejarah seperti pedang zaman kerajaan Trumon, dan Tapak Tuan
“Semua yang dipajangkan mempunyai nilai-nilai seni yang tidak bisa diukur dengan materi,” pungkasnya.