Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-7 tahun ini digelar dengan mengusung tema ‘Etnik Multi Kultural’. Pembukaan even tahunan ini berlangsung meriah dan dipusatkan di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Minggu (5/8) malam.
Sedikitnya ada tujuh sub even besar sebagai dari PKA tahun ini. Salah satunya Aceh History Expo. Kegiatan ini tak hanya diikuti peserta lokal namun ada dari luar. Ialah Pusat Kebudayaan Aceh dan Turki (PuKAT) Pendiri PuKAT Mehmet Ozay, berterima kasih kepada panitia penyelenggara yang telah memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam gelaran budaya Aceh ini. Apalagi selama ini, Aceh dan Turki memiliki kedekatan secara historis.
“Keterlibatan PuKAT diharapkan dapat mewakili spirit budaya intelektualisme antara Aceh dan Turki. sebagai bagian dari upaya untuk merevitalisasi jaringan kontak antara kedua negeri yang telah terdokumentasi secara autentik untuk lebih dari lima abad ini,” kata Mehmet di Banda Aceh, Selasa (07/08/2018).
Keikutsetaan PuKAT dalam Aceh History Expo diharapkan dapat membangun jembatan penghubung antara budaya Turki dan Aceh. Sehingga yang mampu menopang inisiatif-inisiatif masa kini. “Aceh belajar dari Turki. Turki belajar dari Aceh,” jelas Sosiolog Islam asal Turki ini.
Kepala Bidang Sejarah dan Nilai Budaya Disbudpar Aceh, Irmayani menambahkan, PKA-7 tahun 2018 ada banyak keunikan yang ditampilkan. Ini semua untuk mengingatkan kembali akan sejarah-sejarah masa lalu dan sejarang terkini tentang Aceh.
Hubungan Aceh dan Turki cukup kuat karena dulu kedua kerajaan yakni Kerajaan Aceh Darussalam dan Kerajaan Turki Usmani (Ottoman) menjalin hubungan yang sangat erat. Mulai dari sistem politik, hukum dan perdagangan.
“Jadi di PKA ini sengaja menampilkan sejarah itu. Ini bukan hanya sebatas nostalgia masa lalu, tapi untuk membangkitkan kembali semangat keakraban Aceh – Turki. Bukti sejarah peninggalan Turki di Aceh dapat kita lihat di Kampung Bitai, Jaya Baru, Banda Aceh,” kata Irma.
Sementara itu Koordinator Pameran PuKAT, Ariful Azmi Usman menambahka, pihaknya telah menyiapkan kebutuhan yang rencananya akan dipamerkan. Aceh History Expo sedianya akan berlangsung hingga sepuluh hari ke depan.
“Stand PuKAT berada di lantai tiga museum Aceh. Di sana juga ada beberapa stand lainnya. Semoga dapat menambah pengetahuan tentang hubungan Aceh dan Turki bagi pengunjungnya,” katanya.
Ariful melanjutkan, terdapat sejumlah buku dan majalah yang berhubungan atau terkait dengan Aceh dan Turki di sana. Pengungjung bisa dan leluasa melihat serta membacanya.
“Selama ini PuKAT melakukan kegiatan berupa diskusi dan seminar dengan berbagai tema yang berhubungan dengan Aceh dan Turki. PuKAT adalah organisasi non pemerintah yang bergerak di bidang sosial dan budaya, berdomisili di Banda Aceh,” imbuhnya.
Selain PuKAT, terdapat sejumlah stand instansi atau lembaga yang memeriahkan penyelenggaraan Aceh History Expo. Lokasinya berada di Wali Nanggroe hingga Lapangan Blang Padang. (*)