Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Pusat menjadikan Aceh sebagai salah satu daerah yang mendapat pendampingan khusus.
Selain Aceh, terdapat empat daerah lain yang juga mendapatkan pembinaan pusat TNP2K, masing-masing Sumatera Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Hal demikian disampaikan Kepala Bappeda Aceh Azhari disela-sela workshop penyusunan strategi penanggulangan kemiskinan daerah (SPKD), di kantor Bappeda Aceh, Rabu (01/08/2018).
“Kita sudah mendapatkan dukungan dari TNP2K pusat yang diketuai oleh wapres. Mereka sudah menjadikan Aceh sebagai daerah pendampingan khusus, dibina secara khusus. Jadi mudah-mudahan dengan adanya pembinaan ini akan semakin cepat proses penurunan kemiskinan Aceh,” sambung Azhari.
Azhari mengatakan, untuk menurunkan angka kemiskinan di Aceh tidak bisa hanya mengintervensi pada satu sektor saja, akan tetapi butuh keterleibatan dan komitmen SKPA terkait dan kabupaten/kota, sehingga ada gerakan atau kebijaka yang sama.
“Pak wagub selaku ketua tim TNP2K juga sudah mencoba duduk dengan wakil bupati dan wakil walikota seluruh Aceh untuk menyamakan persepsi, agar semua daerah komit untuk strategi tersebut,” ujarnya.
Pemerintah Aceh kata Azhari, juga terus berupaya meningkatkan kemampuan birokrasi, untuk medesain program yang mengarah kepada strategi penurunan angka kemiskinan, karena kata dia, uang tidak menjadi masalah dalam pengentasan kemiskinan, namun yang menjadi masalah apakah program dari SKPA terkait sudah tepat sasaran dan menyentuh langsung orang miskin atau tidak.
“Maka birokrasi juga kita edukasi, sepeti hari ini kita buat workshop untuk 18 SKPA yang memeliki korelasi menurunkan angka kemiskinan. Dengan cara ini kita harapkan dana yang kita berikan kepada SKPA itu efektif untuk menurunkan angka kemiskinan,” lanjutnya.
Azhari mengakui, isu kemiskinan menjadi salah satu hal yang prioritas dalam penyusunan anggaran Aceh dan pembangunan.
Azhari mengatakan ada beberapa strategi menurunkan angka kemiskinan yang terkesan mengalamai penurunan sangat lambat.
Namun secara normatif kata Azhari ada dua strategi. Yang pertama kata dia adalah bagaimana mengurangi beban pengeluaran orang miskin, misalnya untuk biaya makan, biaya pendidikan, biaya kesehatan dan untuk hidup yang layak, kemudian yang kedua dari segi pendapatan, bagaimana meningkatakan pendapatan orang miskin itu sendiri.
“Bagaimana kita mningkatkan pendapatannya.untuk itu kita harus melihat kenapa dia tidak bisa kerja, tidak bisa menghasilkan, apakah dia tidak punya keahlian, tidak punya ketrampilan, tidak punya ilmu, atau dia tidak punya lahan, tidak punya modal, ini yang coba kita fokus. Satu sisi meningkatkan pendapatannya, sisi lain mengurangi beban pengeluaran dia,” pungkasnya.