Secara umum berbagai komoditas di Aceh menunjukkan adanya peningkatan harga pada bulan Juli 2018.
Hal itu ditandai dengan naiknya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 128,29 pada Juni 2018 menjadi 128, 60 pada Juli 2018, atau terjadi inflasi sebesar 0,24 persen.
Dari 166 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga pada bulan Juli 2018, 107 jenis barang dan jasa menunjukkan adanya peningkatan harga dan 59 jenis barang dan jasa mengalami penurunan harga.
Hal demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Wahyudin pada konferensi pers di kantor BPS setempat, Rabu (01/08/2018).
Wahyudin menyebutkan beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada bulan Juli 2018 antara lain daging ayam ras dengan andil inflasi 0,1150 persen, dan beras 0,0628 persen.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain tongkol dengan andil deflasi 0,0845 persen, dan udang basah 0,0619 persen.
“Inflasi yang terjadi di Aceh disebabkan oleh meningkatnya indeks harga konsumen untuk kelompok pengeluaran seperti kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,80 persen, disusul kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,41 persen,” lanjutnya.
Wahyudin menyebutkan, tiga kota pemantau inflasi di Aceh masing-masing Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe dan Kota Meulaboh masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,08 persen, 0,34 persen dan 0,71 persen. Sehingga secara agregat, Aceh mengalami inflasi sebesar 0,24 pada Juli 2018.
Sementara untuk inflasi year on year (Juli 2018 terhadap Juli 2017), untuk kota Banda Aceh sebesar 3,53 persen, Kota Lhokseumawe 4,65 persen dan kota Meulaboh 3,77 persen dan provinsi Aceh 3,89 persen.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk komponen inti di Aceh mengalami inflasi 0,18 persen, dan komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 0,51 persen serta komponen bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,01 persen.