Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan Muktamar Bahasa Arab se Asia Tenggara ke II, kegiatan tersebut berlangsung pada Kamis (12/7/2018) di Aula gedung Rektorat, dibuka oleh Rektor UIN Ar-Raniry.
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. H. Warul Walidin AK, MA usai membuka acara menyatakan bahwa bahasa arab merupakan bahasa yang paling pasih di dunia dan juga menjadi yang paling mulia, hal itu dikatakan karena menjadi bahasa Alquran yang menjadi kitab suci umat Islam.
Warul menyebutkan, Allah menegaskan dalam Alquran, bahwa Kami turunkan Alquran dalam bahasa Arab, kerana bahasa arab adalah bahwa yang digunakan dalam Alquran dan kitab-kitab muktabarah yang ada diseluruh dunia.
“Kita wajib mempelajarinya, para pelajar dan mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, khususnya yang mendalami ilmu-ilmu agama harus menguasai bahasa arab, jika tidak menguasai bahasa tersebut maka tidak akan mampu mendalami ilmu-ilmu agama itu secara baik,” ujarnya.
Rektor berharap, UIN Ar-Raniry menjadi pelopor dalam hal pengembangan bahasa arab, baik melalui pusat bahasa, Makhad Ali dan juga dalam proses pembelajaran mata kuliah nantinya. Selanjutnya akan menjadi bahasa ke dua dari proses pembelajaran, begitu halnya bahasa inggris.
Dia menambahkan, apalagi sekarang sedang digalakkan gerakan Internasionalisasi Universitas yaitu world class university, kita juga memperdalam dan mengasah metodelogi pembelajaran bahasa arab baik di jenjang S1, S2 dan S3, serta para dosen juga banyak yang telah menulis bahasa arab, selanjunya inovasi lain yang dikembangkan oleh para dosen.
Selain itu, UIN Ar-Raniry mengirim dosen ke luar negeri dan sebaliknnya didatangkan para ahli bahasa arab ke kampus ini, baik dari Timur Tengah maupun Negara-negara lain, tujuannya ke depan alumni Ar-Raniry menjadi ahli berbicara dalam bahasa arab.
“Dengan dilaksanakan muktamar ini, diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi, ide cemerlang dalam mengembangkan metodelogi pembelajaran bahasa arab, bagaimana kita kembangkan dengan baik di kampus UIN Ar-Raniry ini, sehingga pembelajaran bahasa arab disukai oleh generasi muda Aceh dan Asia Tenggara secara umum serta menjadi bahasa keseharian dalam masyarakat,”pungkas Warul Walidin.
Ketua Panitia, Dr. Buhori Muslim, mengatakan bahwa ini merupakan muktamar ke II, sebelumnya yang pertama dilaksanakan di Brunei Darussalam pada tahun 2017 lalu. Dalam rapat tim Muktamar pertama di Brunei Darussalam bersama Asosiasi Bahasa Arab Indonesia (IMLA) memutuskan Indonesia sebagai tuan rumah dan Aceh dipilih sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan ini juga berkaitan dengan diselengarakan Pertemuan Ilmiah Bahasa Arab ke 11 yakni 13 – 15 Juli besok.
Buhori menyebutkan, peserta muktamar antara lain dari Negara-negara Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura dan Thailand, khusus dari Brunei Darussalam diikutkan juga beberapa dosen yang berasal dari Timur tengah.
“Jumlah peserta yang ikut muktamar ini sebanyak 315 orang, 100 di antaranya peserta dari luar negeri, kehadiran mereka bertujuan untuk membahas perkembangan bahasa arab, khususnya di Asia Tenggara, muktamar ini merupakan salah satu jalan dalam rangka mensosialisasikan pengguanaan bahasa arab di Asia Tenggara,” kata Dia.
Buhori menambahkan, muktamar tersebut juga ada kaitannya dengan Pertemuan Ilmiah Bahasa Arab ke 11 yang juga dilaksanakan di UIN Ar-Raniry, ini telah disepakati pada kegiatan sebelumnya yang digelar di Pontianak.
Yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain bagaimana mensosialisasikan bahasa arab menjadi bahasa pengantar bagi masyarakat Asia Tenggara dan bagaimana meningkatkan kualitas kemampuan berbahasa arab khsususnya bagi tenaga pengajar bahasa arab yang ada di Negara-negara Asia Tenggara serta dapat menjalin komunikasi sesama mahasiswa bahasa arab se Asia Tenggara.
Pelaksanaan muktamar bahasa arab in akan digulirkan, pertama di Brunei Darussalam, ke dua di Indonesia dan seterusnya akan dibahas tempat selanjutnya yang akan dilaksanakan muktamar ke III nantinya.