Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat. Salah satunya dengan menggandeng pihak ketiga untuk menekan tingkat kehilangan air.
Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, Wakil Wali Kota Zainal Arifin, serta Sekda Bahagia dan sejumlah pejabat terkait lainnya dengan Direktur Utama PDAM Tirta Daroy T Novizal Aiyub dan jajarannya di pendopo wali kota, Jumat (22/6/2018).
Membuka pertemuan, Aminullah mengapresiasi pelayanan PDAM Tirta Daroy yang disebutnya semakin hari semakin membaik. “Dalam bulan puasa kemarin, hanya ada satu laporan keluhan warga yang masuk ke saya. Ini salah satu bukti pelayanan kita terkait air bersih semakin baik,” ungkapnya.
Meskipun begitu, wali kota menekankan tingkat kehilangan air yang masih mencapai 39,91 persen harus menjadi perhatian utama. “Ini yang perlu kita selesaikan segera. Untuk itu, saya sudah bertemu dengan beberapa perusahaan yang representatif dan berminat untuk berinvestasi di Banda Aceh pada sektor ini.”
“Ada pola kerja sama menarik yang mereka tawarkan dan mungkin menjadi solusi bagi kita. Mereka akan membangun satu sistem untuk menyelesaikan kasus kehilangan air sampai tinggal 10 persen saja. Seluruh investasi tanggung jawab mereka, dan untuk tahap awal mereka akan lakukan survei untuk melihat angka kehilangan air secara pasti, dan langkah-langkah penanggulangannya,” rinci Aminullah.
Dan yang tak kalah penting, sambung wali kota, pihak ketiga ini tidak akan mencampuri urusan manajemen PDAM Tirta Daroy, termasuk soal pendapatan dan aset BUMD Banda Aceh tersebut. “Hal ini menjadi syarat mutlak dari kita, di samping garansi penyelesaian pekerjaan paling telat akhir 2019 nanti.”
Sementara terkait keuntungan bagi investor, mantan Dirut Bank Aceh ini mengatakan setelah proyek rampung maka akan dikalkulasikan dari pendapatan kotor penjualan air yang sebelumnya hilang tersebut.
“Nanti akan kita hitung secara rinci berapa bagian untuk mereka. Intinya Pemko Banda Aceh tidak perlu mengeluarkan biaya, apalagi mengingat anggaran kita yang terbatas, dan jangan sampai PDAM juga merugi,” pungkasnya.
Dirut PDAM Tirta Daroy T Novizal Aiyub menyatakan mendukung langkah yang diambil oleh wali kota tersebut. “Kami berharap segera dapat terealisasi karena kita sudah memasuki semester kedua tahun anggaran. Semakin cepat semakin bagus. Ini juga sejalan dengan program yang tengah kami lakukan, dan kami siap bekerjasama” katanya.
Pada kesempatan itu, T Novizal juga memaparkan kondisi terkini terkait proges perbaikan pelayanan pihaknya kepada masyarakat. “Untuk menyelesaikan permasalahan air bersih memang kami butuh waktu, karena membenahi itu lebih sulit dari pada membangun baru,” katanya.
“Untuk menyelesaikan masalah air bersih ini kami tangani per kasus atau keluhan dari masyarakat. Dan alhamdulillah sekarang jumlah komplain dari warga pelanggan semakin menurun. Kami juga mengimbau warga agar segera melapor jika ada kendala, jangan menunda-nunda,” katanya lagi seraya mengungkap awal 2020 sebagai target pihaknya untuk pencapaian 100 persen pelayanan.
Selain tingkat kehilangan air sebesar 39,91 persen (data 2017), ia juga mengungkapkan kendala lain yakni kompleknya jaringan perpipaan air bersih di Banda Aceh. “Panjang jaringan pipa PDAM saat ini mencapai 1.500 kilometer. Padahal idealnya hanya butuh 500 kilometer saja.”
Sementara untuk kapasitas produksi PDAM Tirta Daroy sebesar 683 liter per detik untuk saat ini sudah memadai. “Cakupan pelayanan kami 88,46 persen. Itu di atas rata-rata nasional. Saat ini kami memiliki 57.890 sambungan rumah atau pelanggan yang dibagi dalam empat zona. Penjualan air per bulan rata-rata 1,1 hingga 1,2 juta meter kubik,” ungkapnya.
Tak ketinggalan, ia juga menjelaskan sejumlah program rencana tindak lanjut guna mencapai target 100 persen pencapaian layanan pada 2020 nanti. “Terkait peningkatan kinerja pelayanan, kami akan membangun lagi reservoir zona dan dan pemasangan pipa JDU. Sasarannya jumlah penduduk yang terlayani akan semakin banyak,” katanya.
“Untuk peningkatan kinerja operasional, kami akan terus berupaya melakukan penertiban terhadap sambungan liar agar tingkat kehilangan air semakin menurun. Ini juga salah satu upaya kami untuk mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat,” katanya lagi.
“Sementara dari sisi internal, kami berkomitmen untuk menerapkan konsep good corporate governance (GCG). Hal itu kami wujudkan dengan penyusunan business plan, peningkatan disiplin dan kinerja karyawan, serta dengan pemberlakuan SOP pada setiap unit kerja,” tutup T Novizal.