Puting Beliung Terjang Lima Daerah di Aceh

Angin puting beliung menerjang lima daerah di Provinsi Aceh. Sejumlah rumah warga ikut rusak.

“Sejak kemarin, angin puting beliung menerjang sejumlah daerah di Aceh,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek dalam keterangannya, Senin (18/6/2018).

Dia menuturkan daerah yang diterjang puting beliung di antaranya Kabupaten Pidie Jaya, Aceh Besar, Aceh Tengah, Bireun dan Kota Sabang.

Untuk di Pidie Jaya, satu unit rumah warga sedang dibangun di Desa Gampong Raya, Kecamatan Trienggadeng dilaporkan roboh. Kemudian satu unit garasi milik Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) setempat juga roboh. Termasuk juga tiang listrik di daerah Meuko Kuthang, Kecamatan Bandar Dua.

Sementara di Kota Sabang, angin puting beliung terjadi pada Minggu kemarin tepatnya di Kecamatan Suka Karya. Sejumlah pohon tumbang hingga menutup jalan. Kejadian serupa juga terjadi di Kecamatan Linge, Aceh Tengah. Angin puting beliung menimpa hunian warga hingga roboh.

Kejadian serupa juga terjadi Aceh Tengah. Kali ini menimpa rumah milik Mahmuddin Umur (45). Rumah yang dihuni Mahmuddin berserta istri dan anaknya, itu roboh dihantam angin puting beliung. “Kejadian di sejumlah daerah ini tidak menyebabkan dan menimbulkan korban jiwa termasuk tidak ada warga yang terpaksa mengungsi,” tambah Dadek.

Sementara Kepala Seksi Informasi dan Data BMKG Stasiun Blang Bintang, Zakaria menyebutkan hingga tiga hari ke depan Provinsi Aceh masih berpotensi cuaca buruk. Penyebabnya karena adanya pembelokan angin di wilayah Aceh, di samping itu juga adanya peningkatan suhu muka laut samudera hindia pesisir Aceh yang mengakibatkan terjadinya peningkatan penguapan uap air.

Dengan banyaknya uap air di udara dan dinginnya udara lapisan atas, maka terjadi kondansasi atau pengembunan sehingga menjadi gumpalan awan konfektive yang mengakibatkan turunnya hujan.

“Kami mengimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap hujan lebat dan angin kencang yang dapat menimbulkan tiang listrik/pohon tumbang, atau patahnya dahan. Untuk daerah dataran tinggi perlu meningkatkan kewaspadaan khusus seperti tanah longsor. Untuk para nelayan juga harus waspada dengan datangnya gelombang tinggi secara tiba-tiba,” sebut Zakaria kepada detikcom, Senin (18/6/2018). Detik.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads